Harga Karet dan Sawit Jatuh, Kemana Pekebun Melirik?
Saat ini, harga komoditi perkebunan berupa tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit harganya telah jatuh ke titik nadir. Dari harga Rp.1.300/kg
beberapa bulan yang lalu, kini hanya tinggal sekitar setengahnya. Nasib lebih
apes dialami oleh komoditi karet, yang harganya sudah jatuh sejak setahun lalu,
dipicu oleh turun drastisnya harga
minyak dunia.
Banyak sudah pekebun karet yang memutuskan menebang tanaman
karetnya yang masih dalam masa aktif berproduksi. Mereka memutuskan untuk mencoba peruntungan
dengan menanam komoditi perkebunan yang lebih menjanjikan.. Yang lain memilih
menunggu harga membaik sambil menghentikan penyadapan. Harga karet satu hari
saat ini sudah menyentuh level Rp.5.000/kg. Petani rakyat yang biasa membagi
dua hasil sadapan dengan penyadap, tak dapat lagi menikmati hasil tanamannya,
karena banyak penyadap yang memilih hengkang dari pekerjaan, karena sudah tak
menjanjikan lagi. Bayangkan saja, untuk mendapatkan hasil Rp.75.000/hari,
seorang penyadap harus menghasilkan karet sebanyak 30 kg. Padahal seringnya
satu hektar lahan karet rakyat hanya menghasilkan karet sadapan sebanyak setengahnya.
Kurangnya pendapatan pekebun karet membuat mereka kesulitan dana
untuk membeli pupuk. Kebun karet tak lagi dipupuk sesuai standar, akibatnya
hasil pun akan makin berkurang. Ditambah musim kering yang semakin keras di
sebagian besar wilayah Indonesia, maka lengkaplah sudah derita para pekebun
karet.
Nasib tak kurang sial juga dialami para pekebun sawit kelas
kecil. Harga TBS yang tinggal setengah dari harga biasanya, membuat mereka kelimpungan. Setelah dipotong
ongkos panen dan biaya perawatan termasuk pemupukan, maka nyaris tak ada lagi
dana tersisa yang bisa dibawa pulang. Patut dicatat, tanaman kelapa sawit
termasuk tumbuhan yang rakus hara, hingga membutuhkan pemupukan yang lebih
banyak. Sawit juga dikenal sebagai tanaman ‘gajah minum’, karena setiap harinya
sebatang pohon sawit dewasa bisa menghabiskan 30 liter air.
Tegakan karet dan sawit pun ditebang. Instabilitas harga produk
mentah selama sepuluh tahun terakhir berakumulasi pada keputusan pekebun untuk
mencari alternatif baru. Pekebun lalu mencari tanaman apa saja yang mampu
memberikan rupiah lebih baik, dan harganya tidak sering gonjang-ganjing
sewktu-waktu. Apa saja itu?
1.Aren.
Tanaman aren menghasilkan gula aren, gula semut, metanol, etanol
dan alkohol dari hasil olahan niranya. Selain itu masih ada produk
kolang-kaling, ijuk, pati aren dan batang kayu aren. Harga produknya yang
beragam itu juga cenderung terus menanjak seiring inflasi. Tanaman aren juga
dikenal nyaris tak memiliki hama dan penyakit. Kendalanya adalah masa panen
yang cukup lama, sekitar 7-8 tahun setelah tanam. Budidaya aren disarankan
dengan sistim tumpangsari dengan tanaman muda semisal pepaya, singkong, lada,
bumbu-bumbuan dan sebagainya.
2.Asam gelugur.
Meski produk tanaman asam gelugur hanya satu, yakni asam
potong alias asam keping, namun harga jualnya tak pernah jatuh, bahkan terus
meroket mengikuti makin beragamnya penggunaannya. Saat ini harga buah asam segar
tercatat Rp.5.000/kg, dan harga asam potong kering sudah meroket mencapai level
Rp.32.000/kg. Satu kilogram asam potong kering berasal dari lima kilogram buah
asam gelugur segar. Pohon asam gelugur juga punya kelebihan yang istimewa.
Pohon ini dijuluki sebagai pohon abadi. Karena masa hidupnya yang dapat
mencapai ratusan tahun dengan produksi buah yang terus bertambah. Satu pohon
asam gelugur yang sudah berumur 30 tahun dapat menghasilkan buah 700 kg
pertahun.
Karena masa tunggu produksi yang juga setara tanaman aren,
maka disarankan juga untuk menumpangsarikannya.
3.Singkong.
Siapa yang tak kenal singkong alias ubi kayu? Tanaman yang
nama aslinya adalah ketela pohon ini adalah penghasil tepung tapioka. Cara
budidayanya yang sangat mudah dan harga jual umbi segarnya yang stabil
menanjak, membuat banyak juga pekebun yang jatuh hati untuk menanamnya. Saat
ini harga umbi segar singkong di level Rp.1.100/kg. Harga terhitung di pabrik
tapioka. Produksi singkong segar per hektar antara 30-150 ton, tergantung jenis
tanah, varietas dan perawatan.
4.Lada.
Harga lada putih meroket! Nyaris menyentuh angka
Rp.200.000/kg. Para pengoplos pun beraksi. Membuat lada palsu berbahan dasar
tepung. Pengoplosnya ditangkap polisi. Mereka pun kini damai beristirahat di
dalam hotel tak berjendela.
Lalu, mengapa pekebun tak terlalu ramai yang hijrah ke
komoditi ini? Selain mendapatkan bibitnya agak susah, membudidayakan lada juga
bukanlah perkara gampang. Ada penyakit busuk akar yang sentiasa mengancam
pekebun baru yang amatiran. Untuk membuka kebun lada juga butuh modal yang tak
sedikit. Bagi newbie, disarankan untuk mencobanya dalam skala kecil terlebih
dahulu.
5.Pepaya.
Pasar buah lokal kita sebenarnya masih terbuka lebar. Apalagi
sejak naiknya kurs Dolar. Harga buah impor naik drastis, yang harusnya akan
makin memuluskan usaha penanaman buah pepaya.
Harga buah pepaya jenis California saat ini rerata
rp.3.000/kg. Sedangkan harga pepaya Bangkok sedikit dibawahnya. Satu pohon bisa
menghasilkan buah 100 kg selama satu masa tanam (2 tahun). Satu hektar berisi
2.000 pohon, dengan jarak tanam 2 x 2,5 meter.
Uang yang bakal dihasilkan memang banyak, di atas kertas.
Namun budidaya pepaya juga lumayan rumit. Disarankan agar pemula belajar dulu
secara paripurna sebelum memutuskan menanamnya dalam skala di atas satu hektar.
Sebagai gambaran, ada sebelas jenis hama dan penyakit yang jamak menyerang
tanaman di kebun pepaya yang tak terawat dengan baik. Jangan samakan dengan bila menanamnya sepohon
dua pohon di halaman rumah.
6.Pala.
Komoditi pala, sebagaimana lada, adalah tanaman lama. Sudah
dikembangkan sejak zaman Portugis. Harga jual biji pala saat ini adalah di
kisaran Rp.75.000/kg. Sedangkan harga bunga pala (fuli) sekitar Rp.150.000/kg. Satu
kilogram pala Banda isinya sekitar 75 biji. Sedangkan varian lain sekitar 100
biji.
Kendala pengembangannya adalah sulitnya mendapatkan bibit
pala varian unggul semisal pala Banda. Dan bila bibit pala itu asalan biji,
maka kemungkinan jantannya cukup besar. Biji
pala pun tidak mudah menumbuhkannya. 24 jam setelah jatuh dari pohonnya, biji
harus sudah tertanam. Jika lebih, maka kemungkinan tumbuh akan makin kecil. Jika Anda berminat menanam pala, disarankan untuk menanam bibit yang dibuat dengan sistim sambung pucuk. Meskipun harga bibitnya lumayan mahal, berkisar Rp.15k-20k perbatang, namun tingkat keberhasilan akan jauh lebih tinggi.
7.Gaharu.
Gaharu alias oudh alias agarwood dikabarkan harga jualnya
berjuta-juta rupiah perkilogramnya. Namun pembelinya tak pernah jelas.
Pemasarannya sulit. Modal membudidayakannya juga sangatlah mahal. Karena pohon
penghasil gaharu semisal aquilaria malaccensis, microcarpa, grinops, krisna, dan
lain-lain itu butuh diinokulasi pada umur 5 tahun. Biaya inokulasi sebatang
pohon gaharu adalah sekitar rp.650.000.
Gubal gaharu memang bisa terbentuk secara alami, tetapi
kemungkinannya hanya 0,1%.
Yang paling penting dalam budidaya gaharu adalah pastikan
dulu pemasarannya. Jika tak pasti, mending bertanam kangkung. Kalau pun tak
laku, minimal bisa disayur sendiri.Apalagi memang lotek kangkung terkenal lezatnya. Nyem, nyem.....
###
Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.
###
Selamat bertemu. Kami menjual aneka bibit atau benih tanaman. Bibitnya masih tersedia. Silahkan pesan atau datang langsung.
Tani Muda Nursery. Alamat di Dusun 2 Desa Petatal, Lima Puluh, Batubara, Sumatera Utara alias Sumut. Jalan Lintas Medan-Kisaran km129. Depan rumah makan Minang Jaya, stasiun bus ALS. Dekat SPBU Petatal-Batubara. Sebelah kiri dari arah Medan. Dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. Hp/Wa 081370008997. Harga sangat bersahabat.
Ada bibit : durian kani harga 20rb, musang king 25rb, bintana20rb dan montong 20rb. Ada bibit aren genjah 5rb dan aren dalam 5rb. Kelapa hibrida, genjah dan kelapa dalam masing-masing 15rb. Pinang betara 7rb, pinang hibrida 10rb dan pinang kampung 3rb. Lada perdu 8rb dan lada panjat 7rb. Duku Palembang 20rb. Rambutan binjai brahrang 20rb. Asam gelugur 7rb. Mangga harum manis, lokmai dan tongdam masing-masing 15rb. Jambu madu 20rb, jambu citra 25rbdan jambu black kingkong 25rb. Bibit cengkeh zanzibar 8rb. Kakao alias coklat 8rb. Manggis asal biji 12 rb, manggis sambung pucuk 20rb. Sukun 10rb. Kemiri 7rb. Jeruk nipis 8rb. Melinjo 15rb. Sirsak madu 10rb. Alpukat mentega jumbo 20rb. Kecambah sawit dura, tenera dan dampi masing masing 1rb (seribu rupiah). Kedondong 20rb. Kelengkeng pungrao 20rb, aroma durian 25rb dan pingpong 25rb. Jambu jamaika 20rb. Jambu kristal 20rb. Mangga irwin 60rb. Mangga red brazil 50rb. Vanili planivolia 10rb. Anggur merah dan hijau dataran rendah 15rb. Kelapa pandan wangi.90rb. Bibit sawit tenera dan dura siap tanam umur setahun 13rb, baby sawit kecil umur 5 bln rp,1.500. Bibit singkong gajah rp.700/stek 25cm. Dll.
Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar