#Ini adalah jamur kuping di pangkal batang pohon aren. Keberadaannya
menjadi pertanda bahwa pohon inang telah terserang jamur ganoderma
boninense yang mikroskopis.#
Jamur ganoderma boninense (selanjutnya disingkat GB) adalah
momok terbesar bagi para pekebun tanaman suku palma, seperti kelapa sawit dan
aren. Jamur tular tanah yang bersifat tidak kasat mata (mikroskopis) ini, telah
menyebabkan kerugian yang luar biasa pada banyak perkebunan kelapa sawit di
Indonesia.
Pada tanaman aren, serangan GB jarang didapati. Kalau pun
ada, pohon aren relatif lebih dapat bertahan dibandingkan kelapa sawit, karena
struktur akarnya yang lebih pejal dan batangnya yang jauh lebih keras dan
berkayu. Meski demikian, penulis sudah menemukan empat kasus serangan GB pada
pohon aren, baik pada pohon aren yang belum berproduksi mau pun pada pohon aren
yang tengah produktif. Pada pohon aren yang belum berproduksi, serangan GB
menyebabkan pohon akan mati sebelum sempat bertandan. Hal inilah yang membuat
orang awam menyebut bahwa pohon aren itu terkena penyakit mati bujang.
Ciri pohon aren yang terkena penyakit mati bujang adalah,
pertama daun aren pada pelepah sebelah bawah menguning, lalu dalam waktu
sekitar 6 bulan, semua daun akan ikut menguning. Daun kemudian berubah warna
menjadi cokelat, lalu pohon pun mati dalam posisi masih tegak. Dalam beberapa
kasus, ada ditemukan sebaran jamur kuping di bagian pangkal batang pohon aren
yang terserang GB ini.
Sebenarnya, jamur kuping dan GB tidaklah punya hubungan yang
khusus. Hanya saja, batang pohon yang terserang GB seringnya melapuk, hingga
menjadi tempat yang sesuai bagi jamur kuping untuk tumbung berkembang, utamanya
di musim penghujan. Karena itulah, keberadaan jamur kuping dapat menjadi indikator
adanya serangan GB.
Menurut catatan para botanist, GB mulai menyerang tanaman
kelapa sawit penanaman perdana pada usia 23-25 tahun, hingga serangannya tidak
terasa dan sering diabaikan. Namun, pada penanaman kedua, 20-30 persen tegakan
sawit sudah membusuk batangnya lalu tumbang pada usia 15-17 tahun. Klimaksnya,
pada penanaman ketiga, 40 persen tegakan sudah musnah hanya pada usia 10-12
tahun.
Saat ini, para pakar budidaya kelapa sawit belum punya jurus
ampuh untuk mengatasi serangan GB. Menurut
pengamatan penulis, setidaknya ada enam perlakuan yang diterapkan para pekebun
besar untuk mencoba menahan serangan GB.
1.Membajak
tanah tempat tumbuh tanaman dengan traktor, dan membersihkan timbunan sampah.
2.Menaburkan
dolomit di atas tanah yang sudah dibajak tadi.
3.Membumbun
pangkal batang tanaman setinggi 80 cm, diameter 2 meter, dengan tanah bercampur
dolomit.
4.Membuat
parit dalam sekeliling perkebunan untuk mencegah migrasi jamur GB dari luar
area.
5.Menyemprot
lahan dan pohon dengan fungisida sistemik berspektrum luas.
6.Menaburkan
biang jamur trichoderma harzianum sebagai agen hayati penangkal GB.
Sejauh
pengamatan penulis, keenam langkah tersebut dapat mengurangi serangan GB, namun
tidak dapat menyelamatkan pohon yang sudah terinfeksi. Buktinya, pada lahan demplot
pengendalian GB yang dibangun sebuah perkebunan plat merah di dekat rumah
penulis, masih saja ditemukan batang-batang pohon sawit yang bertumbangan
karena akar dan pangkal batangnya membusuk dihajar GB.
Lalu, apa
lagi yang dapat dilakukan untuk mencoba mengendalikan serangan GB pada lahan
pertanaman palma?
Beberapa
langkah di bawah sepertinya layak dicoba, setidaknya dalam skala demonstration
plot (demplot) :
1.Rotasi
jenis tanaman.
Maksudnya
adalah menanam tanaman penyela di antara penanaman pertama dengan penanaman
kedua, dan seterusnya. Jenis tanaman dipilih tanaman yang berumur antara 5-7
tahun dan relatif toleran terhadap
infeksi jamur GB, sehingga diharapkan spora jamur GB yang ada di dalam tanah sudah
mati ketika dilakukan penanaman tanaman utama selanjutnya. Jenis tanaman yang
dapat dijadikan tanaman sela waktu ini diantaranya adalah kayu manis dan kopi
ateng. Namun langkah ini akan sulit diterapkan bagi perkebunan yang memiliki
pabrik kelapa sawit sendiri, karena mangkraknya pabrik selama penanaman sela
itu akan mengakibatkan kerugian yang lumayan besar.
2.Mengebalkan
tanaman palma dengan sistim infus fungisida sistemik.
Menurut ilmu
ekonomi perkelapa sawitan, satu batang tegakan kelapa sawit nilai ekonominya
adalah rp.2.500.000,- Artinya, selama hidupnya yang sepanjang 25 tahun itu,
satu batang kelapa sawit akan menghasilkan uang rata-rata sebesar dua juta lima
ratus ribu rupiah. (bandingkan dengan nilai ekonomi pohon aren yang ada pada
level Rp.11.000.000,- dengan masa tenggat hanya 15 tahun). Jadi, dengan nilai
ekonomi sedemikian besar, galibnya tidaklah mahal apabila menginvestasikan dana
sebesar Rp.100.000,- untuk mengamankan setiap batang tegakan pohon dari
serangan GB. Ada pun sistim infus fungisida sistemik dapat dilakukan lewat
batang (sistim bor) atau pun lewat asupan akar.
3.Membuat
varietas tanaman palma tahan GB.
Para ahli
perbanyakan tanaman palma mungkin bisa merekayasa bibit tanaman palma, hingga
sejak kecil sudah mengandung agen hayati penangkal GB, semisal trichoderma
harzianum atau gliocladium virens. Dalam skala laboratorium, baik tricho maupun
glio diklaim mampu menangkal bahkan mematikan jamur GB. Ini sejalan dengan kesimpulan dari beberapa
percobaan yang pernah penulis lakukan. Area uji yang sebaran Tricho dan/atau
glionya sudah menetap, menjadi kalis terhadap serangan GB. Namun, baik tricho
mau pun glio itu akhirnya kalah oleh GB, jika GB sudah lebih dahulu bercokol luas di media
semai. Mula-mula memang kelihatannya tricho dan glio bersifat ekspansif, namun
ketika media semai sudah kehabisan nutrisi dan terkontaminasi preparat lain , keadaan
jadi terbalik. Hifa GB yang berwarna putih abu-abu terlihat bangkit dan
menyerang, hingga akhirnya baik tricho mau pun glio berhasil dibekap habis
dalam masa 35 hari. Hifa (benang-benang halus) tricho yang hijau kebiruan itu
tinggal hanya sebuah titik kecil, seperti awal tumbuhnya, untuk akhirnya,
musnah sama sekali. Artinya, siapa yang duluan bercokol, dia yang menang. Nah,
jika bisa dibuat bibit tanaman palma yang mana tricho atau glio sudah bercokol
didalamnya, maka besar kemungkinan tanaman itu akan selamat dari serangan GB di
masa depan.
###
###
Selamat bertemu. Kami menjual aneka bibit atau benih tanaman. Bibitnya masih tersedia. Silahkan pesan atau datang langsung.
Tani Muda Nursery. Alamat di Dusun 2 Desa Petatal, Lima Puluh, Batubara, Sumatera Utara alias Sumut. Jalan Lintas Medan-Kisaran km129. Depan rumah makan Minang Jaya, stasiun bus ALS. Dekat SPBU Petatal-Batubara. Sebelah kiri dari arah Medan. Dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. Hp/Wa 081370008997. Harga sangat bersahabat.
Ada bibit : durian kani harga 20rb, musang king 25rb, bintana20rb dan montong 20rb. Ada bibit aren genjah 5rb dan aren dalam 5rb. Kelapa hibrida, genjah dan kelapa dalam masing-masing 15rb. Pinang betara 7rb, pinang hibrida 10rb dan pinang kampung 3rb. Lada perdu 8rb dan lada panjat 7rb. Duku Palembang 20rb. Rambutan binjai brahrang 20rb. Asam gelugur 7rb. Mangga harum manis, lokmai dan tongdam masing-masing 15rb. Jambu madu 20rb, jambu citra 25rbdan jambu black kingkong 25rb. Bibit cengkeh zanzibar 8rb. Kakao alias coklat 8rb. Manggis asal biji 12 rb, manggis sambung pucuk 20rb. Sukun 10rb. Kemiri 7rb. Jeruk nipis 8rb. Melinjo 15rb. Sirsak madu 10rb. Alpukat mentega jumbo 20rb. Kecambah sawit dura, tenera dan dampi masing masing 1rb (seribu rupiah). Kedondong 20rb. Kelengkeng pungrao 20rb, aroma durian 25rb dan pingpong 25rb. Jambu jamaika 20rb. Jambu kristal 20rb. Mangga irwin 60rb. Mangga red brazil 50rb. Vanili planivolia 10rb. Anggur merah dan hijau dataran rendah 15rb. Kelapa pandan wangi.90rb. Bibit sawit tenera dan dura siap tanam umur setahun 13rb, baby sawit kecil umur 5 bln rp,1.500. Bibit singkong gajah rp.700/stek 25cm. Dll.
Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar