Beberapa telepon masuk. Dari beberapa pengusaha, calon
investor pembangunan pabrik kelapa sawit mini (selanjutnya ditulis PKSM) di
berbagai daerah. Umumnya mereka berminat menanamkan modalnya, karena melihat
masih banyaknya tandan buah segar sawit (TBS) milik petani rakyat di berbagai
daerah yang menjadi nyaris tidak
bernilai akibat jauhnya pabrik kelapa sawit yang bersedia membeli.
Di daerah Tarakan, Kalimantan, misalnya. Ada seorang Pak
Anton Chan, pemilik 600 hektar perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawitnya
sudah berproduksi maksimal. Tetapi sang pemilik tak bisa menikmati hasil
perkebunannya. Ongkos angkut dari lapangan ke PKS terdekat mencapai Rp.400/kg TBS. Sesampainya di peron
tunggu PKS, truk tertahan di panjangnya antrian. Kadang bisa sampai tiga hari.
Yakni saat panen raya. Pemilik PKS lebih mengutamakan pengolahan TBS dari
perkebunan miliknya sendiri. Sedangkan kapasitas PKS masih terbatas. Meski
sudah dioperasikan selama 24 jam setiap harinya. TBS tetap over supply.
TBS yang sudah terlalu lama antri itu pun akhirnya
ditimbang. Tonase susut jauh. TBS yang awalnya grade A, kini turun jadi grade
B, kadang jatuh jadi grade C, karena sudah mulai terdekomposisi. Bila harga
normal TBS itu adalah di kisaran Rp.1.300/kg, kini Pak Anton Chan hanya menerima
nilai di seputaran Rp.700-800/kg. Dipotong ongkos angkut, upah panen, biaya
perawatan kebun dan persentase refund
investasi, jangankan untung, bisa-bisa buntung.
TBS bukanlah bahan mentah yang tahan lama. Maksimal 24 jam
setelah panen, ia harus diolah. Jika tidak, maka kandungan asamnya akan naik.
Akibatnya CPO yang dihasilkan tidak layak untuk dijadikan bahan pangan. CPO
jenis ini biasa disebut dengan Asam Tinggi (AT). AT hanya layak untuk bahan baku biodiesel.
Sementara harga biodiesel di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan minyak
makan curah, misalnya. Apalagi kalau dibandingkan dengan harga minyak makan
dalam kemasan.
Salah satu dari solusi masalah di atas adalah dengan
membangun PKSM. Pabrik kelapa sawit
mini, yang mampu mengolah TBS antara lima ton sampai dengan lima belas ton
perjam. Dibawahnya lagi ada pabrik
kelapa sawit mikro, yang kapasitas olahnya antara 0,5 ton s/d 5 ton perjam.
Lalu apa kendalanya?
1.Biaya mendirikan PKSM itu cukup mahal. Untuk wilayah
Sumatera daratan saja, perkiraan kasarnya adalah Rp.2 miliar/ton/jam. Artinya,
untuk membangun satu unit PKSM berkapasitas olah TBS 5 ton/jam, dibutuhkan dana
sekitar 10 miliar rupiah. Itu belum termasuk :
2.Mahalnya izin. Ada sederet panjang izin yang harus diurus
sebelum mendirikan PKS/PKSM. Ini daftarnya :
1. UKL – UPL / RKL – RPL / AMDAL.
2. SIUPP.
3. SITU.
4. HGB.
5. IMB PABRIK.
6. IMB Perumahan.
7. Izin Gangguan HO.
8. Izin Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL).
9. Izin Radio.
10. Izin Land Aplikasi (jika ada).
11. Izin Mesin-mesin Pabrik :
12. Izin Timbangan.
2. SIUPP.
3. SITU.
4. HGB.
5. IMB PABRIK.
6. IMB Perumahan.
7. Izin Gangguan HO.
8. Izin Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL).
9. Izin Radio.
10. Izin Land Aplikasi (jika ada).
11. Izin Mesin-mesin Pabrik :
12. Izin Timbangan.
Panjangnya daftar izin itu jelas mencerminkan panjangnya jalur
birokrasi, dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Akibat hal ini, tak jarang para calon
investor kelas menengah yang semula berminat untuk menanamkan modalnya dengan
mendirikan PKSM di daerah terpencil, jadi mundur teratur.
Akibatnya dapat diduga, TBS milik petani rakyat menumpuk, sering
malah tak jadi diangkut. Bila musim penghujan tiba, kondisi ini pun akan makin
parah.
Rakyat yang tadinya gegap gempita beriang hati mengikuti program
transmigrasi, menanam kelapa sawit, kini hanya bisa gigit dua jari, karena TBS
miliknya tidak laku dijual.
Sudah saatnya pemerintah, pusat dan daerah, untuk menyederhanakan
perizinan pendirian PKSM. Memangkas biayanya, bila perlu, tergantung
kondisi, mencukur gundul. Jangan lagi
melihat pengusaha calon investor pendirian PKS mini itu laksana melihat rendang
siap santap. Betapa pun mereka berniat mencari keuntungan, tetapi terlebih lagi
pikirkanlah sisi terbantunya petani kelapa sawit di daerah terpencil.
Patut dicatat, sebuah PKSM tidak akan dibangun di daerah yang moda
transportasinya lancar dan jumlah PKS yang sudah ada telah mencukupi. PKSM itu
padat modal dan padat karya, tidak akan mampu bersaing dengan PKS besar.
Sehingga sudah selayaknya pemerintah turun tangan membantu.
Petani rakyat di pedalaman yang sedang sekarat karena hasil
buminya tak laku itu, wajiblah dibantu. Bila pemerintah tak mampu atau tak mau membantu,
setidaknya biarkanlah pihak swasta yang membantu. Jangan malah dipersulit, atau
dianggap sebagai ladang bancakan baru.
***
Ditulis oleh : Muhammad Isnaini alias Bang Pilot, seorang penulis,
blogger dan wartawan.
Foto : USAID, Mendirikan PKSM.
###
Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.
Foto : USAID, Mendirikan PKSM.
###
Selamat bertemu. Kami menjual aneka bibit atau benih tanaman. Bibitnya masih tersedia. Silahkan pesan atau datang langsung.
Tani Muda Nursery. Alamat di Dusun 2 Desa Petatal, Lima Puluh, Batubara, Sumatera Utara alias Sumut. Jalan Lintas Medan-Kisaran km129. Depan rumah makan Minang Jaya, stasiun bus ALS. Dekat SPBU Petatal-Batubara. Sebelah kiri dari arah Medan. Dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. Hp/Wa 081370008997. Harga sangat bersahabat.
Ada bibit : durian kani harga 20rb, musang king 25rb, bintana20rb dan montong 20rb. Ada bibit aren genjah 5rb dan aren dalam 5rb. Kelapa hibrida, genjah dan kelapa dalam masing-masing 15rb. Pinang betara 7rb, pinang hibrida 10rb dan pinang kampung 3rb. Lada perdu 8rb dan lada panjat 7rb. Duku Palembang 20rb. Rambutan binjai brahrang 20rb. Asam gelugur 7rb. Mangga harum manis, lokmai dan tongdam masing-masing 15rb. Jambu madu 20rb, jambu citra 25rbdan jambu black kingkong 25rb. Bibit cengkeh zanzibar 8rb. Kakao alias coklat 8rb. Manggis asal biji 12 rb, manggis sambung pucuk 20rb. Sukun 10rb. Kemiri 7rb. Jeruk nipis 8rb. Melinjo 15rb. Sirsak madu 10rb. Alpukat mentega jumbo 20rb. Kecambah sawit dura, tenera dan dampi masing masing 1rb (seribu rupiah). Kedondong 20rb. Kelengkeng pungrao 20rb, aroma durian 25rb dan pingpong 25rb. Jambu jamaika 20rb. Jambu kristal 20rb. Mangga irwin 60rb. Mangga red brazil 50rb. Vanili planivolia 10rb. Anggur merah dan hijau dataran rendah 15rb. Kelapa pandan wangi.90rb. Bibit sawit tenera dan dura siap tanam umur setahun 13rb, baby sawit kecil umur 5 bln rp,1.500. Bibit singkong gajah rp.700/stek 25cm. Dll.
Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar