Berkecimpung di grup Facebook Ladaku Harapanku, banyak
sekali ilmu yang bisa didapat. Karena di grup khusus tempat berkumpulnya para
peminat budidaya lada itu, banyak dibagikan pengalaman petani-petani lada dari
seantero Nusantara. Pengalaman yang
bukan hanya sekedar teori di atas kertas. Pengalaman yang nilainya jauh
melebihi apa yang bisa didapat di bangku kuliah ilmu pertanian. Pengalaman yang
bisa dipetik hikmahnya untuk menghindarkan kerugian dan dapat pula diterapkan untuk
mendapatkan keuntungan dalam bertanam lada.
Saat ini
budidaya lada memang sedang booming.
Hal itu disebabkan oleh naiknya harga lada putih kering secara sangat
signifikan. Dari hanya Rp.25.000/kg pada 2010, merayap menjdai Rp.45.000/kg di
tahun 2012, kemudian menjadi Rp.90.000/kg pada 2013. Harga bumbu masak berasa
pedas itu lalu bertengger pada angka
Rp.190.000/kg pada Juni 2016. Adapun
harga lada hitam pada Juni 2016 berada di kisaran Rp.145.000/kg. Harga-harga
lada itu sedikit terkoreksi setelah lebaran, karena memang trend harga lada
selalu memuncak pada bulan puasa hingga Idul Fitri.
Alkisah,
pada tahun-tahun sebelumnya, lada belumlah menjadi sebuah komoditi fenomenal
seperti sekarang. Nilai ekonomi budidayanya masih setara dengan pertanaman
singkong, kelapa sawit atau pun karet. Sedangkan tingkat kesulitan perawatan
lada dikenal sedikit lebih rumit dibanding ketiga jenis tanaman lain di atas.
Hal ini membuat ekspansi penanaman lada menjadi relatif stagnan. Hal ini memicu
para pengembang bibit lada membuat sebuah inovasi baru, memperkenalkan lada
varian anyar yang kemudian populer dengan nama lada perdu.
Lada perdu
adalah lada yang bibitnya berasal dari stek cabang produksi. Artinya, ranting
(sulur) tanaman lada yang biasa menjadi
tempat menempelnya buah lada diambil sebagai bahan tanam pada perbanyakan
bibit. Hal ini dapat dikatakan meninggalkan kebiasaan lama, yakni menggunakan
stek yang berasal dari sulur panjat.
Penanaman sulur panjat akan menghasilkan tanaman lada panjat, yakni jenis lada
umum yang membutuhkan tiang panjat dalam usaha penegakan tajuknya.
Tanaman lada
perdu tidak membutuhkan tiang panjat karena ia tidak memiliki sulur panjat yang
biasanya memiliki akar lekat di setiap buku ruasnya. Akat lekat inilah yang
kemudian menjadi alat bagi tanaman lada untuk melekatkan diri pada tiang
tegakannya, baik berupa tiang kayu mati, tiang kayu hidup atau pun tiang buatan
dari cor beton. Karena lada perdu tidak memiliki sulur panjat, maka tajuknya
hanya akan berupa kumpulan ranting-ranting yang teronggok di tanah, mirip
seperti pada tanaman ubi jalar.
Para
penangkar bibit tanaman lalu memperkenalkan lada perdu ini sebagai tanaman lada
unggulan, karena memang memiliki tiga kelebihan utama. Mulai dari ia tidak membutuhkan
tiang panjat yang pengadaannya butuh biaya, lebih cepat berbuah sampai
kemudahan memanen buahnya karena tidak membutuhkan tangga panjat seperti ketika
memanen buah lada panjat.
Namun
sayangnya kebanyakan para penangkar bibit itu tidak menerangkan bahwa varian
lada perdu memiliki dua kelemahan utama pula. Tanaman lada perdu jauh lebih
rentan terhadap serangan penyakit akibat jamur. Baik penyakit busuk pangkal
batang mau pun penyakit kuning, yang merupakan dua jenis penyakit utama yang
sering menjadi penyebab gagalnya pertanaman lada.
Hal ini
dapat dipahami, karena bentuk perdunya itu menyebabkan tanah bagian bawah
tanaman lada akan menjadi selalu lembab basah di musim hujan. Dan bagian
tubuhnya yang bersinggungan dengan tanah akan menjadi lebih banyak, karena
tanaman lada perdu ini memang rebahan di tanah. Semakin lembab tanah dan
semakin banyak bagian tanaman yang bersingungan dengan tanah juga berarti
semakin besar kemungkinan terserang penyakit.
Kelemahan
utama tanaman lada perdu yang kedua adalah rendahnya produksi. Setiap pohon
lada perdu hanya akan menghasilkan lada putih seberat 200 gram sampai dengan
300 gram pertahun. Bandingkan dengan produksi lada panjat yang ada di kisaran 1
kg sampai dengan 3 kg perpohon pertahun. Bahkan beberapa teman di grup Ladaku Harapanku
ada yang sudah menikmati hasil sampai dengan 5 kg perpohon pertahun, yakni pada
tanaman lada yang sudah berumur di atas delapan tahun dan dirawat dengan baik.
Lada perdu
memang cepat mulai berbuah, umumnya pada umur setahun setelah tanam. Lada
panjat memang lebih lambat mulai berbuah, umumnya tiga tahun setelah tanam.
Namun untuk dikebunkan, sangat disarankan untuk menanam lada panjat, kerena
lebih tahan penyakit dan produksinya jauh lebih banyak. Lada perdu hanya
disarankan sebagai tanaman sela sebagai tumpang sari, misalnya pada kebun
kelapa sawit baru, kebun aren baru atau pada kebun karet baru. Selain itu lada
perdu juga baik ditanam di dalam pot sebagai penghias halaman rumah yang
buahnya dapat pula dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur sendiri.
Benar bahwa
lada perdu dapat ditanam dengan populasi dua kali lipat lada panjat, namun
tetap saja selisih hasil produksi per hektarnya akan jauh di bawah hasil dari
tanaman lada panjat. Belum lagi jika penyakit datang menyerang, bila demikian,
maka tak kecil kemungkinan tanaman lada perdu akan musnah dimakan jamur.
Pengendalian penyakit pada lada perdu juga lebih sulit, karena semburan air
semprotan obat akan sulit untuk menjangkau seluruh bagian tanaman yang rimbun
teronggok.
Karena
itulah, sangat disarankan bagi peminat pemula bidang pertanian untuk terlebih
dahulu mempelajari segala sesuatu sebelum memulai menanam suatu jenis tanaman
varian baru. Jangan sampai gegabah menanam tanaman baru tetapi akan menyesal
pada akhirnya. Berhati-hatilah ketika tertarik untuk menanam jati emas yang
panennya lama, matoa yang pohonnya besar tapi buahnya sedikit, manggis sambung
pucuk yang perkembangannya lambat, lada perdu yang rentan penyakit, durian
kalimantan yang buahnya sangat besar tapi rasa daging buahnya hambar, aren
genjah yang durasi masa panennya cukup singkat, gaharu yang modal inokulasinya
sangat besar tetapi pasaran gubalnya masih tertutup, atau jeruk nipis hasil persilangan yang kulit
buahnya tebal dan kurang diminati pasar pabrikan.
Tetapi
jangan ragu untuk menanam jati putih, manggis asal biji, lada panjat, durian
montong, durian kani, durian petruk, durian sitokong atau durian bintan, aren
dalam, dan jeruk nipis kampung yang kulitnya tipis.
Pertanian
adalah bisnis yang paling aman dan stabil, namun tetap saja dibutuhkan
pengetahuan dasar yang cukup dalam menjalankannya. Bisa belajar dari kegagalan
atau juga keberhasilan sesama teman petani.
Akan halnya masalah penanganan teknis lainnya, tentu akan datang dengan sendirinya seiring waktu proses
budidaya. Kita jadikan tanaman yang kita tanam sebagai guru yang terdekat. Kita temukan masalah, cari solusi, uji
cobakan, lalu dapatkan inovasi baru.
Sebagai
penutup, petani harus mau berubah. Harus mau belajar. Sekelumit tanaman varian
baru nyatanya kurang menguntungkan, tetapi ada banyak lagi tanaman varian baru
yang sungguh lebih baik. Sebagai
contohnya adalah varian lada ceylon yang tak henti berbuah dan lada india yang
tampil dengan malai buah yang menakjubkan. Sayang, bibitnya belum tersedia di
jual di Indonesia.
Maukah
pemerintah Indonesia mengusahakan pengadaan bibitnya? Ataukah pemerintah kini
hanya terpaku pada pembangunan infrastruktur dan prasarana saja dan melupakan
kebutuhan petani? Silahkan Bapak Joko Widodo menjawabnya secara riill. Dalam
bentuk aksi nyata, bukan sekedar retorika.
***
NB. yang butuh bibit lada bisa hub. saya di hp. 0813 7000 8997. Harga rp.7.000/polibag.
#
#
Daftar Harga Bibit Tanaman UKM.TANI MUDA
HP/WA 0813 7000 8997
Dusun 2 Desa Petatal, Lima Puluh, Sumut.
Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129.
Depan RM.MINANG JAYA, stasiun bus ALS.
Aren genjah dan aren dalam, harga sama. Yang membedakan harga, hanya umur.
- Aren umur 3 bln daun 1 helai harga 3K
- Aren umur 6 bln daun 2 sd 3 helai harga 5K
- Aren umur 10 bln daun 4 sd 5 helai tinggi 50 cm harga 8K
- Aren umur 16 bln tinggi 100 cm up harga 15K.
- Alpukat aligator 25K
- Alpukat kendil 25K
- Alpukat miki 50K
- Alpukat lebak 25K
- Pinang betara 4K
- Pinang Kampung 2,5K
- Cokelat okulasi 9K
- Coklat biji 4K
- Sawo 25K
- Kemiri 8K
- Jeruk manis 15K
- Cengkeh 8K
- Pala 25 cm 8K
- Pala 50 cm 12K
- Durian Musangking 25K
- Durian Duri Hitam 25K
- Durian udang merah 25K
- Durian montong 20K
- Durian kani 20K
- Durian bintan 20K
- Durian bawor 20K
- Sirsak 8K
- Nangkadak 25K
- Jambu air Tong samsi 20K
- Jambu madu hijau 20K
- Jambu kristal merah 25K
- Jambu kristal putih 20K
- Duku Palembang 25K
- Jeruk nipis 8K
- Nangka sayur 7K
- Lengkeng mata lada 25K
- Lengkeng ping pong 20K
- Rambutan 30K
- Mangga Harum manis 25K
- Mangga golek 25K
- Mangga irwin 50K
- Mangga red brazil 45K
- Kuini 25K
- Jeruk purut 8K
- Petai Okulasi 35K
- Gaharu polybag 18. 15K
- Gaharu polybag 12. 10K
- Sawit umur 18 bulan 11K
- Kecambah aren genjah atau aren dalam 1,5K
- Kecambah sawit dura, tenera atau dampi 1K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar