Asam gelugur alias asam potong adalah tumbuhan yang masih berkerabat dekat dengan manggis dan asam kandis. Jika dibiakkan melalui biji, tanaman asam gelugur yang dirawat dengan baik akan mulai berbuah pada umur 6-7 tahun, sama seperti dua kerabatnya itu.
Buah asam ini digunakan untuk memberi rasa masam pada makanan dan
minuman. Selain itu, karena mengantung vitamin C kadar tinggi, sekarang
bahkan beberapa merk minuman energi yang terkenal, sudah menggunakan
bahan baku dari buah tanaman ini.
Buah asam gelugur juga adalah sumber bahan pelbagai obat-obatan, demikian pula daunnya, terutama pucuk mudanya.
Pada tanggal 8 Januari 2015, harga buah segar asam gelugur tercatat
rp.4.000/kg di tingkat petani. Ada pun harga keringnya, rp.32.000/kg di
tingkat distributor.
Buah segar asam ini dipotong-potong tipis sekira 3 mm lalu dijemur
selama 3-4 hari di panas terik. Maka akan dihasilkan asam potong atau
asam keping. Saat ini asam keping dari negeri kita sudah diekspor ke
Thailand, negeri gajah putih yang banyak memproduksi minuman energi itu.
Sebagian orang mengatakan pohon asam gelugur adalah pohon abadi. Ini
karena pohon asam gelugur tidak mengenal batas usia pertumbuhan dan
batas usia produksi. Pohon ini tumbuh terus sepanjang tahun, dengan
produksi buah yang kian bertambah. Tidaklah mengherankan jika dikatakan
bahwa sebatang pohon asam ini dapat menghasilkan 1 ton buah mentah
setiap tahunnya. Biasanya pada pohon yang sudah berusia 30 tahun atau
lebih.
Di desa penulis, ada beberapa pohon asam gelugur yang sudah berusia
ratusan tahun, dan terus saja menghasilkan buah yang bagus dan banyak.
Pohon ini nyaris tidak memiliki ancaman hama penyakit yang serius. Daya tahannya memang sunguh baik.
Asam gelugur dapat tumbuh dengan baik pada ketingian 5-1500 mdpl. Tidak
dibutuhkan syarat jenis tanah yang ketat. Ia dapat tumbuh di tanah
berpasir, tanah liat, tanah berbatu, tanah basah tepi sungai, tanah
kapur, sampai pada tanah kritis di tepian pegunungan.
Tetapi tentu saja kesuburan tanah akan mempengaruhi jumlah produksi buahnya.
Asam gelugur berbuah tidak mengenal musim, setiap saat ada saja buahnya.
Terkadang dalam satu pohon ada bunga, putik, buah muda sampai buah yang
sudah menguning dan jatuh. Namun begitu, panen raya biasanya setahun
dua kali, di ujung musim hujan dan di ujung musim kemarau.
Bibi penulis pernah berkata : “Ibuk menyekolahkan si Juanda sampai dia
jadi polisi, modalnya ya enam batang pohon asam ini”, kata beliau sambil
menunjuk pepohonan asam gelugur yang tengah penulis amati.
Jika untuk investasi masa depan, sebaiknya menanam asam gelugur ini dari
bijinya. Meski pun 2 tahun lebih lama mulai berproduksi dibanding
kultur dari cangkokan atau sambung pucuk, namun dua cara pengembangan
secara vegetatif itu memiliki beberapa kelemahan mendasar.
1.Akarnya kurang kokoh, mudah tumbang jika ada hujan lebat dan angin kencang.
2.Pertumbuhannya lambat. Ia cepat berbuah tapi pohonnya kecil. Otomatis
buahnya sedikit. Jangan samakan dengan durian cangkokan. Meski buahnya
cuma 15 butir, tetapi karena harganya perbutir bisa rp.50.000, maka akan
terkumpul uang rp.750.000/musim buah. Bandingkan dengan harga asam
gelugur 15 butir, paling bobotnya 7 kg x rp.4.000 = hanya
Rp.28.000/musim buah.
3.Pertumbuhannya terbatas. Sampai usia 18-20 tahun, asam gelugur
cangkokan atau sambung pucuk sudah sulit untuk bertambah besar lagi,
hingga tak berhak menyandang gelar pohon abadi.
Kelemahan perbanyakan dengan biji adalah persentase pohon jantan yang
biasanya antara 30 sampai 40%. Dan jantan betinanya baru ketahuan pada
usia 7 tahun. Cirinya adalah. yang betina bunganya hanya satu kuntum dalam satu tangkai, sedangkan yang jantan bunganya ada banyak dalam satu tangkai.
Kelemahan tadi dapat diminimalisir dengan menambah bahan tanam di titik tanam. Misalnya
jarak tanam normal adalah 8x9 meter, maka dalam satu lubang ditanam 2 batang bibit asam gelugur. 7 tahun kemudian, yang sudah ketahuan jantan harus ditebang. Kayunya bisa dijual.
Bagi yang berminat menabung untuk masa depannya, tak salah jika menanam pohon asam gelugur ini. Kelebihannya antara lain :
1.Mudah menanamnya, tak butuh perawatan yang intensif.
2.Sedikit hama penyakitnya.
3.Lebih banyak menghasilkan uang dibandingkan tanaman sawit persatuan luas lahannya.
4.Mudah menjual produknya, baik yang mentah apalagi yang sudah dikeringkan.
5.Abadi. Tanaman ini terus saja hidup dan menghasilkan uang, meski yang menanamnya sudah menjadi fosil.
6. Harga bibitnya relatif murah, sekitar rp.10.000-15.000 perpohonnya.
7.Dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi lahan.
8.Jarang sekali tumbang atau patah dahan, karena akarnya menghujam dalam dan kayunya keras lagi liat.
Cara tanam :
Buat lubang jarak 8x8 meter, atau 8x9 meter, ukuran 30×30x30 cm. Taburkan 200 gram
Dolomite dan 100 gram NPK. Tutupi dengan tanah setebal 10 cm. Biarkan
seminggu. Lalu tanamkan bibitnya. Tanam satu bibit dalam satu lubang tanam jika bibit berasal dari stek akar atau sambung pucuk. Tanam 2 bibit dalam satu lubang tanam jika bibit berasal dari biji. Nanti pada usia 6 tahun, setelah ketahuan jantan betinanya, yang jantan ditebang, kayunya dijual. Tingalkan 17 batang saja per hektar, karena tanaman asam gelugur betina sangat membutuhkan juga pejantan untuk penyerbukan bunga. Siram secukupnya.
Jika ada serangan bercak daun, aplikasikan fungisida yang mengandung
benomyl dan thiram, semisal merk Benlate. Bisa juga pakai Score 250EC. Ulangi seminggu sekali hingga
serangan hilang.
Pemupukan dengan NPK 100 gram per enam bulan, dikali umur tanaman. Jika
umur 5 tahun maka pupuknya sebanyak 5×100 gram = 500 gram NPK per 6
bulan. Baik juga jika diberi pukan atau kompos yang sudah matang.
Sampai umur 3 tahun, lahan masih bisa ditanami tanaman selingan semisal palawija atau tanaman muda lainnya.
Tanaman yang sebaiknya dijauhkan dari pohon asam gelugur
adalah pisang, ubi kayu dan umbi-umbian. Juga pohon mahkota dewa alias
pohon buah simalakama. Semua varian itu adalah sarang bagi jamur
fusarium sp dan jamur aspergillus.
Jika ingin membuat sendiri bibit asam ini, maka harus mengetahui cara
mematahkan dormansi (masa tidur) bijinya. Caranya sudah kami tuangkan
dalam tulisan kami sebelumnya. Silahkan dirunut.
Ada pun hitung-hitungan hasil bertanam asam gelugur ini, sudah juga kami
uraikan sebelumnya, dan sudah kami update per 8 Januari 2015.
Dari 3 jenis pohon yang paling banyak menghasilkan uang, yakni gaharu,
aren dan asam gelugur, maka asam gelugur inilah yang penanganannya
paling mudah.
Gaharu butuh inokulasi yang mahal dan ribet, juga pemasarn produknya kurang jelas.
Aren membutuhkan tenaga penyadap yang tak semua orang mampu melakukannya.
Tetapi, tentu saja semua usaha dan resiko akan sebanding dengan hasil. Hasil bertanam asam gelugur tak akan bisa mengalahkan hasil bertanam aren, apalagi gaharu.
Namun, buat mereka yang ingin hidup dari pertanian dengan aman dan
nyaman, budidaya asam gelugur adalah pilihan yang sangat tepat. Sekali
bertanam, sampai cucu cicit dapat menikmati hasilnya.
foto : https://hendaktahu.files.wordpress.com/2012/12/pokok-asam-keping.jpg
foto : https://hendaktahu.files.wordpress.com/2012/12/pokok-asam-keping.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar