Setelah sebelumnya kita membahas masalah cara mengendalikan serangan hama ulat kantung (clania sp, Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula) dan ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta) pada tanaman kelapa sawit, kini kita lanjutkan dengan pembahasan tentang pengendalian hama berikutnya.
Hama-hama itu antara lain adalah :
1. Nematoda
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus) adalah sejenis hewan renik atau bakteri.
Ciri-ciri pohon sawit yang diserang oleh nematoda ini adalah :
1. Daun yang terserang jadi menggulung dan tumbuh tegak, tidak membuka seperti umumnya.
2.Warna daun berubah menjadi menguning dan selanjutnya mati dan mengering.
2.Warna daun berubah menjadi menguning dan selanjutnya mati dan mengering.
3.Tandan buah tidak membuka lalu membusuk sehingga tidak menghasilkan buah
4.Bila batang pokok dipotong, maka akan ditemukan garis melingkar seperti cincin berwarna merah atau kemerahan/red ring.
Cara pengendalian:
- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit. Caranya, lubangi, dengan bor, batang pokok sawit sedalam 30 cm. Lubangnya miring ke atas. Lalu masukkan 20cc Natrium Arsenit, dan tutup mulut lubang dengan tanah liat yang pejal.
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit. Caranya, lubangi, dengan bor, batang pokok sawit sedalam 30 cm. Lubangnya miring ke atas. Lalu masukkan 20cc Natrium Arsenit, dan tutup mulut lubang dengan tanah liat yang pejal.
Perlakuan dengan natrium arsenit ini juga diterapkan pada proses mematikan pohon sawit tua yang akan diremajakan.
Sampai
saat penulis belum menemukan keterangan tentang pestisida cq
bakterisida untuk mengendalikan hama Bakteri Nematoda ini. Beberapa
instansi besar yang berwenang dalam masalah pertanian, seperti IPB,
Faperta USU, PPKS dan lainnya hanya mengeluarkan keterangan pengendalian
seperti di atas.
Dan
memang, serangan nematoda ini belum ada ditemukan di Indonesia, sampai
Maret 2013. Pertanian kelapa sawit yang terserang adalah di Negara
Kolombia dan Venezuela.
2. Tungau merah (Oligonychus sp.)
Tungau
merah adalah sejenis hama pathogen yang menyerang bagian akar pohon
kelapa sawit. Ukuran tubuh tugau ini cukup kecil, hingga bila ingin
melihatnya, sebaiknya menggunakan loupe, atau lup atau kaca pembesar.
Gejala serangan :
Daun kelapa sawit yang diserang akan berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian tungau merah :
Pengaplikasian
akasirida (akarisida adalah pestisida yang diaplikasikan pada hama atau
penyakit yang menyerang akar pohon) yang mengandung bahan aktif
tetradifon 75,2 g/l.
Cara
menggunakannya adalah dengan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer
atau alat lainnya. Adapun merk dagang akarisida yang beredar di took
pertanian misalnya Tedion 75EC. Ikutilah petunjuk pemakaian yg tertera
pada kemasan, karena akarisida ini termasuk jenis yang memiliki daya
racun tinggi, hingga berbahaya bagi hewan dan manusia.
3. Hama Pimelephila ghesquierei.
Gejala serangan :
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
Cara pengendalian :
Pada serangan ringan yang ditandai dengan pelepah yang diserang tidak lebih dari dua pelepah perpohon, dapat
diatasi dengan memotong bagian yang terserang. Namun jika ada serangan
berat sebaiknya dilakukan aplikasi insektisida yang mengandung bahan
aktif parathion 0,02%.
Adapun merk dagang insektisida yang mengandung parathion ini antara lain : Parathion5, Ethion 50%EC dan Methyl Parathion 2%DP.
4. Oryctes rhinoceros (wawung/kumbang tanduk/kumbang badak).
Adapun ciri-ciri atau gejala pohon sawit yang terserang hama ini adalah :
Daun muda yang belum membuka (biasa disebut pupus/janur) dan pada pangkal daun berlubang-lubang karena dimakan oleh kumbang ini.
Cara
pengendalian biologis sebenarnya adalah cara yang paling baik untuk
mengatasai kumbang ini, karena tidak menyebabkan pencemaran, dan tidak
perlu dilakukan berulang kali. Misalnya dengan menggunakan parasit
kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
Betapapun, penggunaan virus Baculovirus oryctes sebagai predator
kumbang tanduk haruslah dilakukan oleh orang yang sudah terlatih dengan
baik.
Selain itu, bisa juga dengan melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
Adapun
pengendalian hama kumbang dengan terapan pestisida, dalam hal ini
insektisida, bisa dengan menggunakan insektisida berbahan aktif
karbofuran. Karbofuran 1 persen ini dicampur dengan sekam padi atau
serbuk gergajian kemudian ditaburkan ke dalam 6-8 ketiak pelepah daun
yang paling atas. Interval penaburan dilakukan setiap dua bulan hingga
gejala serangan tidak terlihat lagi
Adapun merk
dagang insektisida pengendali kumbang badak lain yang dijual dipasaran
diantaranya Marshall 5G, insektisida berbahan aktif Karbosulfan 5 % W/W
berbentuk butiran berwarna biru tua. Sangat Efektif mengendalikan
kumbang Badak (Oryctes Rhinoceros) pada tanaman Kelapa Sawit.
Bisa
juga memakai Marshall 200EC, insektisida berbahan aktif Karbosulfan 200
gr/lt T berbentuk pekatan kuning muda jernih yang dapat diemulsikan
dalam air. Sangat Efektif mengendalikan kumbang Apogonia dan ulat
kantong (Metisa plana) pada tanaman Kelapa Sawit.
5. Ngengat Tirathaba mundella
Tirathaba
mundella awalnya berbentuk mirip kupu-kupu berwarna kelabu dengan empat
sayap. Ia kemudian bertelur pada tandan buah yang telah terlalu matang
atau pun buah yang telah busuk. Oleh karena itu, tidak boleh
meninggalkan TBS busuk di lahan penanaman kelapa sawit, karena juga bisa
menjadi media tumbuh kembang hama ngengat tirathaba ini.
Pengendalian : Ulat
Tirathaba dapat dikendalikan dengan racun kontak Dipterex atau Thiodan.
Thiodan sendiri juga terkenal sebagai racun tikus atau masuk golongan
rottensida.Adapun cara aplikasinya adalah sebagai berikut : setengah kilogram Dipterex atau Thiodan dilarutkan dalam air sebanyak 360 liter air dan diaduk sampai merata, selanjutnya disemprotkan pada kelapa sawit yang terserang ulat Tirathaba tersebut. Dosis itu diperkirakan cukup untuk sartu hektar tanaman kelapa sawit. Penyemprotan diulang pada tigapuluh hari berikutnya bila masih ditemukan serangan yang berarti.
Demikianlah
kami uraikan sebahagian keterangan tentang hama pada tanaman sawit
berikut cara pengendaliannya. Pada kesempatan mendatang akan kami coba
untuk menuliskan paparan tentang hama-hama sawit lainnya.
Salam tani.
READY STOCK : BIBIT SAWIT RP.900/BUTIR KECAMBAH,
BIBIT KARET RP.500/BUTIR.
BIBIT AREN UMUR 6 BULAN SIAP TANAM RP. 4.000/POKOK,
UMUR 2 BULAN SIAP KIRIM RP.1.500/BATANG.
HP. 0813 7000 8997.. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI.
READY STOCK : BIBIT SAWIT RP.900/BUTIR KECAMBAH,
BIBIT KARET RP.500/BUTIR.
BIBIT AREN UMUR 6 BULAN SIAP TANAM RP. 4.000/POKOK,
UMUR 2 BULAN SIAP KIRIM RP.1.500/BATANG.
HP. 0813 7000 8997.. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar