Jumat, 06 Desember 2013

Mengapa Petani Kita Masih Miskin?



Mengapa Petani Kita Masih Miskin?
oleh : Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. 

Salah satu penyebab petani Indonesia masih miskin adalah kurangnya kemauan petani meninggalkan tanaman tradisionalnya, untuk kemudian beralih kepada komoditi yang jauh lebih bernilai ekonomi.

Petani kita umumnya hanya mau menanam varian yang sudah dikuasainya secara turun temurun. Tak sedikit pula yang menanam suatu jenis tanaman karena terpengaruh teman-teman sesama petaninya yang fanatis terhadap suatu varian tertentu.

Selain itu, petani kita kurang kemauan untuk belajar mengenal dan membudidayakan varian baru. “Sudah terbiasa’’, itulah alasan yang selalu diutarakan jika petani ditanya apa sebabnya ia tak mau beralih ke tanaman lain yang jauh lebih menjanjikan.

Kita ambil contoh petani yang menanam satu hektar kelapa sawit. Dalam satu bulan ia akan mengantongi rupiah rerata sekira tiga juta rupiah, dengan catatan harga sawit rp.1.500/kg dan produksi stag pada angka 2 ton/ha/bulan. Kenyataannya, angka-angka di atas sulit untuk dicapai. Menurut wawancara penulis dengan beberapa petani sawit di Sumatera Utara, produksi rerata TBS tanaman kelapa sawit adalah 1,5 ton/ha/bulan dan harga rerata adalah rp.1.200/kg. Jadi, hasilnya adalah : rp.1.800.000/ha/bulan.

Mari kita bandingkan dengan tanaman singkong gajah, misalnya. Satu hektar lahan ditanami 10.000 pokok singkong gajah. Satu pokok menghasilkan minimal 10 kg ubi segar, pada usia 10 bulan. Harga rerata ubi segar ditingkat petani (Sumut) selama 2013 adalah rp.650/kg. Hasil menanam singkong gajah pada lahan satu hektar selama 10 bulan menjadi : 10.000x10x650= 65.000.000/ha/10 bulan. Bandingkan dengan hasil sawit yang cuma rp.18.000.000/ha/10 bulan.

Itu belum dihitung kerugian saat sawit belum berbuah, yakni saat mulai ditanam sampai umur 3 tahun. Otomatis selama 3 tahun itu, petani tidak punya penghasilan, bila penanaman dilakukan secara monokultur. Hal yang tidak dikenal bila petani menanam ketela pohon varian singkong, terutama singkong gajah.


Karena itu, sudah saatnya petani kita beralih kepada komoditi yang lebih menguntungkan. Terutama bagi petani yang memiliki lahan kurang dari 2 hektar, dan lahannya bukan rawa gambut.

Untuk petani yang hanya memiliki lahan gambut, maka penanaman jabon adalah pilihan terbaik. Sementara itu, petani yang lahannya termasuk lahan kritis, kering, berpasir, tandus atau berbatu, disarankan untuk menanam aren. Aren dapat dipadukan dengan tanaman sela lainnya. Yang paling sederhana adalah dengan tanaman rumput pakan ternak sapi.

Tadi siang penulis mewawancarai Andianto, seorang penyadap aren di desa Kampung Banjar, Simalungun, Sumut. Ia mengatakan, dari hanya menyadap 2 pohon aren selama 3 bulan, ia menghasilkan uang 4 juta rupiah. Bagaimana bila ia menyadap 20 pohon aren, atau 40?. Silahkan hitung sendiri hasilnya.

Sebagai catatan, satu hektar lahan bisa ditempati 277 pokok aren.

 READY STOCK : BIBIT SAWIT RP.900/BUTIR
KECAMBAH, BIBIT KARET RP.500/BUTIR.
BIBIT AREN UMUR 6 BULAN SIAP TANAM RP. 4.000/POKOK.
BIBIT KECAMBAH AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI. 

Cara Membuat Sendiri Inokulan Gaharu

oleh  : Muhammad Isnaini (Bang Pilot).
Tulisan ini masih rintisan, dalam penelitian dan pengembangan.
Semua pihak dipersilahkan untuk mengujicobanya, lalu memberi masukan.

Tanaman gaharu adalah tanaman termahal di dunia. Satu pohon bisa menghasilkan uang sampai dengan 250 juta rupiah.
Harga gubal (gaharu) kualitas terbaik di pasaran dunia adalah Rp.50 juta per kilogram. Harga kualitas terendahnya Rp.5 juta rupiah. Satu pohon bisa menghasilkan gubal sampai dengan 5 kg. Selain gubal, hasil sampingan dari pohon gaharu adalah kamedangan dan abu gaharu.
(Hati-hati dengan pembeli atau investor yang merangkap penipu).
Gaharu dapat diinokulasi pada umur 3 tahun, dan ditebang panen pada umur 5-6 tahun.
Namun yang terbaik adalah inokulasi dilakukan pada saat umur tanaman gaharu sudah 5 tahun, atau berdiameter minimal 15 cm.  Masa inokulasi sebiknya 3 tahun, agar diperoleh gubal dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang sudah baik atau grade AB. 
Inokulasi buatan diperlukan, agar dalam batang pohon gaharu terbentuk gubal. Tanpa proses inokulasi, gubal bisa juga terbentuk, tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Inokulan yang sudah jadi harganya mahal, sekitar 500 rb-800 rb/liter. Padahal tehnologi pembuatannya sangat sederhana. Dasarnya adalah pembiakan jamur Fusarium sp.
Sistim inokulasi dini, bisa dilakukan dengan sistim lubang kecil, yakni batang pohon dibor dengan bor listrik. Diameter mata bor 3 mm.Lubang dimulai dari 20 cm di atas tanah. Bentuk barisan lubang melingkar spiral ke atas. Jarak vertikal 10 cm, jarak horizontal 10 cm. Kedalaman 1/3 diameter batang. Suci hamakan lubang dengan cotton bud yang diberi alkohol 70%. Alkohol dapat dibeli di apotik. Kemudian, ke dalam lubang ditusukkan bambu inokulan yang sudah disiapkan.
Cara membuat inokulan
1.Cari eceng gondok yang terserang Fusarium sp. Ini gambarnya :
13859777801049872405
eceng gondok terserang fusarium
2.Cincang halus.
3.Cari jahe yang terserang Fusarium sp. Cari di kebun jahe, jangan di pasar. Cirinya, daun jahe menguning lalu mati, jahe mengering lalu mengkisut, tetapi tidak berbau busuk. Kalau bau, penyebabnya bukan Fusarium sp. Ini gambarnya :
13859778781523892494
Jahe terkena fusarium sp.
4.Parut jahe.
5.Parut kentang segar 1 kg.
6.Campurkan semua bahan, aduk merata.
7.Letakkan di atas talam yang dialasi koran bekas. Ratakan.
8.Taruh di tempat terbuka, tetapi beratap. Jangan kena hujan.
9.Setiap tiga hari, semprot sedikit dengan air kelapa tua yang sudah dibiarkan sehari.
10.Setelah 14 hari, aduk bahan dengan air mineral botolan seliter.
11.Masukkan tusuk gigi kedalammnya, biarkan 2 hari.
12.Angkat tusuk gigi, bersihkan dengan kuas, kering anginkan.
13.Simpan tusuk gigi dalam plastik kedap udara.
14.Inokulan bambu ( tusuk gigi ) sudah siap pakai

READY STOCK :
BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR. 
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI