Selasa, 30 September 2014

Jual Bibit Aren Genjah Daun Satu








Jual bibit aren di Sumatera Utara.

Saya Muhammad Isnaini alias Bang Pilot, staf pemasaran UKM Tani Muda, alamat di Dusun II Pulau Besar, Desa Petatal Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Sumut, Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129, depan Puskesmas.
Kami memproduksi dan menjual bibit aren/kecambah aren varietas genjah dan varietas dalam.

Bibit aren umur 3 bulan, harga Rp.2.500.
Daun satu, tinggi 20-25 cm.
Harga nett.
Tinggi 10-15 cm.
Dalam polibag mini, setelah tanahnya dikurangi, berat @ 120-140 gram.
Bisa dikirim ke wilayah di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa saja, via bus.
Tidak ekonomis jika dikirim via kurir.
Ready stock.

Ongkir ditanggung pembeli.
Restan pengiriman 3%.

Lebih disukai bila pembeli datang langsung.
Yang serius saja.
Kami juga adalah penulis agrobisnis di Kompasiana dengan nama pena Bang Pilot.


Minggu, 14 September 2014

Jual Biji Aren Untuk Benih/Bibit






Jual bibit aren di Sumatera Utara.

Saya Muhammad Isnaini alias Bang Pilot, staf pemasaran UKM Tani Muda,
alamat di Dusun II Pulau Besar, Desa Petatal
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Sumut,
Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129, depan
Puskesmas.
Kami memproduksi dan menjual biji aren varietas genjah untuk dijadikan benih/bibit.
Biji pilihan dari indukan yang bagus dan menghasilkan banyak nira.
Dijual hanya partai besar, minimal 1.000 butir. Harga @400 Rupiah. Satu paket = Rp.400.000.-
Harga di luar ongkir.
Pengiriman hanya bisa untuk pulau Sumatera dan Jawa, via bus/paket darat.
Lebih disukai jika pembeli datang langsung.

Bebas hama dan penyakit.
Cara menyemai disertakan.

Pengalaman 14 tahun.
Binaan Distan setempat.
Ready stock.

Yang serius saja.
Kami juga adalah penulis agrobisnis di Kompasiana dengan nama pena Bang Pilot.

Rabu, 10 September 2014

Cara Mengatasi Penyakit Pada Pembibitan Aren



Pembibitan aren yang dimulai dari kecambahnya, biasanya hanya diserang satu macam penyakit. Yakni penyakit karat daun. Penyebabnya adalah jamur. Fusarium sp dan Phytium sp.

Kondisi yang terlalu teduh dan lembab dapat menjadi pemicu penyakit ini. Karena itulah biasanya penyakit karat daun muncul pada saat musim penghujan.

Sebagai antisipasinya, lahan pembibitan aren haruslah teduh di 20 hari pertama, dan setelah mulai muncul daun pertama, maka harus dipindahkan ke tempat yang lebih kena sinar matahari. Atau bila memakai penyaring sinar matahari atau paranet, maka secara berangsur paranet dibuka.

Hari pertama buka paranet 1 jam pada saat panas mulai terik, lalu tutup kembali. Hari kedua buka 3 jam. Dan hari ketiga buka 5 jam, seterusnya buka selamanya. Ingat, selama masa penyesuaian panas matahari, bibit wajib disiram setiap pagi, kecuali ada hujan.

Bila ada serangan bercak daun, maka aplikasikan Dithane 45 dicampur dengan Bayleton. Interval seminggu sekali sampai serangan dapat diatasi.

Pada serangan yang parah, aplikasi diulangi setiap 3 hari, terutama jika ada hujan. Semprot daun yang terkena jamur pada kedua sisinya.

Tips : saring dahulu larutan Dithane 45 dengan kain sebelum masuk ke sprayer. Kandungan belerangnya sering menyumbat nozel sprayer. 

Jika kurang berhasil, semprot dengan mengunakan larutan air dan fungisida merk Score 250 EC. Dosis larutan 40 cc fungisida dan 50 cc sabun cair mama lemon anti bakteri dicampur dengan 10 liter air.


Lebih baik lagi jika bibit yang terserang diasingkan dari yang sehat.

Jangan membuat bibit di lahan yang dekat dengan tanaman lain yang terserang jamur, semisal pohon pisang yang terserang jamur fusarium sp.


Senin, 01 September 2014

Tumpangsari Aren dengan Gaharu

Aren dan gaharu, adalah dua jenis tanaman yang paling banyak menghasilkan uang. Memadukan keduanya pada sebuah lahan adalah sebuah langkah yang revolusioner!

Kita ambil contoh pada lahan seluas 10 rante (4.000 m2) saja.

Aren ditanam dengan jarak tanam 4,5 X 9 meter. Didapat 4.000 m2 : 40,5 m2 = 98 pokok.
Dalam 8 tahun didapat hasil =  50 pokok (saja) X 6 liter (saja) nira X Rp.3.000 = Rp.900.000/hari.
Sebulan 30 X Rp.900.000 = Rp.27.000.000.
Upah sadap 2 orang X Rp.2.500.000 = Rp.5.000.000.
Pupuk, penyiangan, dll Rp.2.000.000.
Penghasilan bersih per bulan Rp.27.000.000 - Rp.7.000.000 = Rp.20.000.000.
Jika produksi dalam 6 tahun saja = 6 tahun X 12 bulan X Rp.20.000.000 =  Rp.1.440.000.000.
Hasil rata-rata sebulan dalam satu periode penanaman = Rp.1.440.000.000 : (14 tahun X 12 bulan) = Rp.8.670.000/bulan.

Modal petani membudidayakan aren 98 pokok itu sangat sedikit, hingga bisa diabaikan, karena dianggap petani menanam dan merawat sendiri tanamannya. 

Pada lorong yang berjarak 9 meter tadi, ditanam gaharu sebaris dengan jarak tanam 3 meter. Didapat jumlah pohon gaharu = 4.000 m2 : 27 m2 = 148 pokok.

Pada umur 8 tahun, 148 pokok gaharu akan menghasilkan uang : 148 X 1 kg gubal X Rp.5.000.000 =  Rp.740.000.000.

Modal budidaya gaharu berikut inokulasinya = Rp.44.400.000.
Hasil = Rp.740.000.000 - Rp.44.400.000 = Rp.695.600.000.

Hasil budidaya gaharu selama 8 tahun = Rp.695.600.000 : (8 X 12) =  Rp.7.245.000. per bulan.

Ada pun hasil lain seperti kamedangan dan abu gaharu dianggap tidak ada saja, agar hitung-hitungan ini tak menjadi terlalu muluk. Demikian pula dengan hasil sampingan aren seperti ijuk, kolang-kaling dan batang aren.

Hasil budidaya aren tumpangsari dengan gaharu perbulan =  Rp.8.670.000 + Rp.7.245.000 = Rp.15.915.000/bulan.

Adapun hasil global = 1 periode budidaya aren + 2 periode budidaya gaharu = Rp.1.440.000.000 + Rp.695.600.000 X 2. = Rp.2.831.200.000.
Terbilang dua miliar delapan ratus tiga puluh satu juta dua ratus ribu rupiah,  selama 16 tahun.

Bandingkan dengan bertanam sawit dalam waktu yang sama = 16 tahun - 3 tahun (masa belum produksi) = 13 tahun X 10 ton TBS (udah maksimal banget)  X Rp.1.200 (harga rata-rata tingkat petani) =  Rp.156.600.000.

Terbukti budidaya aren tumpangsari gaharu memberikan hasil 18 kali lebih banyak daripada bertanam sawit. Padahal modal bertanam sawit belum dihitung.

Dan, selama 2 tahun pertama, lahan tumpangsari tadi masih bisa ditanami dengan palawija rendah, seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang kedele, ubi jalar, cabe, dll. 

Nah, bagi petani yang hanya punya lahan sempit, sudah saatnya berpindah ke tanaman yang jauh lebih menguntungkan.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu, jadi miliarder kemudian.