Senin, 27 Oktober 2014

Penyakit-Penyakit pada Pohon Aren


Penyakit-Penyakit pada Pohon Aren

Sedikit sekali literature atau pun artikel yang membahas tentang penyakit aren. Hal ini dapat dimaklumi, karena penyakit aren memang sedikit dan jarang ditemukan.

Namun bukan berarti penyakit yang menyerang pohon aren itu tidak ada.

Setidaknya ada dua jenis penyakit aren yang telah kami identifikasi.

1.Penyakit bercak daun/haear daun.
Penyakit ini umumnya menyerang aren usia muda atau bibit aren. Penyebabnya adalah jamur Pestalotia sp., fusarium sp. dan helmiaphosporus sp. Penyakit ini menyebabkan daun aren menjadi bercak kuning lalu kecoklatan. Pada serangan yang ganas, pohon aren muda bisa mati karenanya. Serangan umumnya terjadi di musim hujan, dimana daun yang basah dan udara yang lembab memicu pertumbuhan jamur alias cendawan alias fungi yang bersifat patogen atau merugikan.

Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bercak daun ini, dapat diaplikasikan semprotan fungisida (anti jamur). Kami menggunakan fungisida merk Bayleton, Dithane45 dan Benlate.

Ketiga fungisida di atas memiliki zat aktif berbeda. Karenanya, untuk pencegahan, aplikasi dilakukan seminggu sekali. Artinya, minggu pertama gunakan Bayleton, minggu kedua pakai Benlate dan minggu ketiga semprotkan larutan Dithane45. Boleh juga menggunakan merk lain. 

Jika serangan sudah berat, hujan sering turun dan pembibitan tidak beratap tembus cahaya (green house), maka interval penyemprotan dilakukan 3 hari sekali. Tentu saja larutan perlu ditambahkan perekat/perata, yang banyak dijual di toko pertanian.

Bisa juga mengunakan fungisida tunggal semacam Score 250EC, namun sebagai fungisida golongan azole, Score 250EC akan memberikan efek perlambatan pertumbuhan.  Pengalaman menunjukan pengunaan Score 250EC ini memang lebih ampuh untuk mengatasi penyakit akibat jamur..

Ada pun bibit yang sudah tak terselamatkan, maka harus dimusnahkan dengan cara dibakar (eradikasi).

2.Penyakit mati bujang.
Penyakit ini menyerang pohon aren pada usia 4-6 tahun, atau beberapa waktu sebelum aren mulai berproduksi.

Daun aren mulai menguning mulai dari pelepah terbawah, lalu menguning seluruhnya, mencoklat seluruhnya dan akhirnya pohon pun mati.

Menurut pengamatan kami, persentase serangan penyakit mati bujang ini adalah sekitar 1-3% dari populasi.

Penyebabnya adalah jamur upas atau Upasia salmonicolor dan jamur akar putih Rigidoporus lignosus.  Jamur akar putih menyerang bagian perakaran pohon aren, sedangkan jupas menyerang batang bawah pohon aren. Pencegahannya adalah dengan aplikasi Dolomit, atau Dotani atau pupuk abu atau tanah kapur.  Taburkan Dolomit 10 kg/pohon setiap tahunnya. Harga Dolomit sendiri di Kabupaten Batu Bara, Sumut adalah Rp.500/kg atau Rp.25.000/zak @50 kg.

Pada serangan awal, pengendalian masih bisa dilakukan dengan aplikasi Bubur Bordo atau dengan fungisida yang mengandung unsur tembaga (cuprum) seperti merk Kocide dan Nordox.

Cara paling efektif adalah dengan mengunakan sistim infus/injeksi fungisida cair nan bersifat sistemik dan  berspektrum luas. Lubangi batang aren dengan bor diameter 8 mm sedalam 15-20 cm. Suntikan 40 cc fungisida. Tutup lubang dengan tanah liat. 

Pada fase serangan menengah dan stadium akhir, sebaiknya lakukan eradikasi.

Demikian kami paparkan, semoga bermanfaat.
           

Panduan Seleksi Bibit Sawit



Panduan seleksi kecambah sawit telah kami tuliskan sebelumnya, dan kini kami ulaskan tentang panduan seleksi bibit sawit pada pre nursery (pembibitan kecil) dan main nursery (pembibitan besar).

Seleksi bibit di pre nursery dilakukan pada umur 3,5 bulan.

Ada pun bibit sawit kecil yang harus dibuang adalah bibit yang cirinya sbb :

1.   Bibit yang bentuk daunnya sempit dan memanjang seperti daun lalang.
2.   Bibit yang pertumbuhannya terputar.
3.   Bibit yang tumbuh kerdil.
4.   Bibit yang anak daunnya bergulung.
5.   Bibit yang pertumbuhannya memanjang, ia tinggi sendiri dibanding rerata 
      kawannya.
6.   Bibit yang daunnya agak kusut / kusam.
7.   Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkuk.
8.   Bibit yang terserang penyakit tajuk. Dilihat dari daun termudanya yang membusuk.
9.   Bibit yang terserang penyakit bercak daun tingkat sedang > parah.
10. Bibit yang daunnya memutih.
11. Bibit yang menguning atau pucat.
12. Bibit yang kurus.
13. Bibit yang daunnya mengkerut atau seperti bersisir.

Seleksi di main nursery dilakukan pada umur 8 dan 10 bulan. Jadi, ada dua kali seleksi.

Ciri-ciri bibit sawit besar yang harus dibuang adalah sbb:

  1. Bibit yang tinggi besar sendiri dibanding kawannya. Pelepahnya besar dan kaku serta tidak membuka, atau bersudut sempit terhadap tegakan pohon.  Bibit yang ini biasanya jantan alias tidak berbuah nantinya.
  2. Bibit yang permukaan tajuknya rata dimana pelepah yang lebih muda lebih pendek dari yang tua.
  3. Bibit yang pelepahnya terkulai atau mengarah jatuh.
  4. Bibit yang tajuk daunnya tidak memecah atau membelah pada saat kawannya yang lain daunnya sudah pecah sempurna.Bibit sawit daunnya harus sudah memecah sempurna pada umur 10 bulan.
  5. Bibit yang terkena penyakit tajuk.
  6. Bibit yang bentuk daunnya cacat, seperti bentuk daunnya sempit, bergulung, atau daunnya jarang, yakni jarak antara pangkal helai daunnya lebih jauh dibanding kawan-kawannya.

      Bibit-bibit yang cacat tadi harus dimusnahkan, tidak boleh ditanam apalagi dijual.

Untuk bibit sawit yang baik, pilihlah bibit sawit yang warna pelepahnya hijau segar, tingginya sedang, pelepah daunnya membuka, bonggol atau bongkotnya jelas terlihat bentuknya, akarnya sudah menembus polibag, tidak bengkok, daunnya megar (tidak menguncup ke arah pelepahnya), sehat dan tampak kokoh.

Demikian kami paparkan, semoga bermanfaat.