Jumat, 03 Oktober 2014

Kunci Sukses Bertanam Singkong Gajah (part 2)




Singkong gajah sudah mulai populer dibudidayakan petani. Betapa tidak, jenis singkong super ini dapat menghasilkan 130 ton umbi segar dari satu hektar lahan dengan periode tanam selama 10 bulan, tanpa harus menggunakan bibit okulasi atau sambung pucuk.

Banyak orang yang kini tertarik untuk membudidayakan singkong gajah, dengan harapan yang menggebu-gebu ingin mendapatkan hasil yang fantastis. Bayangan mendapatkan uang seratus juta rupiah dalam waktu relative singkat, kadang membuat orang lupa, bahwa singkong gajah memiliki karakter spesifik yang tersendiri.

Tehnik budidaya singkong gajah tidak dapat disamakan dengan singkong lainnya, semisal singkong malaysia atau singkong lampung. Jika diperlakukan sama, maka hasil bertanam singkong gajah tak akan jauh beda dengan singkong lainnya, sekitar 35-50 ton umbi segar saja untuk luas lahan dan umur tanam yang sama.

Berikut kami ringkaskan tehnik bertanam singkong gajah, sesuai dengan yang telah kami lakukan. Dengan tehnik ini, hasil yang didapat adalah pada kisaran 110 ton umbi segar/ha lahan.

1.Bibit.
   Bibit harus asli, yakni bibit singkong gajah keturunan singkong gajah Kutai Timur, yang dikembangkan oleh Prof.Ristono. Bibit juga harus masih segar, cukup umur, dan tidak terlalu muda. Besarnya sedang. Hindarkan menanam stek yang terlalu tua dan terlalu besar. Penanaman bibit jangan sampai terbalik. Penyisipan stek yang mati dilakukan pada usia 15-20 hari.
2.Lahan.
   Tanah lahan pertanian singkong gajah haruslah subur dan gembur. Kedalaman pembajakan sekitar 30 cm. Jenis tanah adalah tanah humus hitam sampai tanah alluvial kuning. Keasaman tanah sebaiknya diukur dengan PH meter. Aplikasikan Dolomit/Dotani/tanah kapur, bila ditemukan PH tanah yang asam, apalagi bila terlalu asam. Sebagai acuan rerata, kami menggunakan 100 gram Dolomit untuk tiap pohon singkong. Dolomit ditabur merata setelah tanah dibajak/ditraktor dua kali. Interval pembajakan tanah 7-12 hari.
Di pasaran, harga Dolomit Rp.500/kg atau Rp.25.000/sak @50kg.
3.Jarak tanam.
   Jarak tanam terbaik adalah 1 x 1,5 meter. Jika mungkin, jarak yang 1,5 meter itu arahnya Utara-Selatan, agar asupan cahaya matahari lebih baik.
4.Waktu tanam.
    Waktu tanam terbaik adalah awal musim penghujan. Pohon singkong gajah membutuhkan banyak air pada masa awal pertumbuhannya. Tetapi, lahan tidak boleh sampai terendam air. Bila terjadi hujan deras, maka paling lambat dua jam air harus sudah tidak menggenangi lahan.
5.Pemupukan.
   Paduan aplikasi pupuk kandang/kompos fermentasi dan pupuk kimia adalah dianjurkan. Pupuk kandang diaplikasikan serentak dengan masa aplikasi Dolomit. Jumlah  optimalnya 10 ton per hektar lahan. Pupuk kimia diterapkan pada umur 1 bulan. Berupa NPK (SNI) sebanyak 75 gram/pokok. Pemupukan kedua pada umur 3 bulan. Berupa NPK sebanyak 100 gram/pokok. Pemupukan terakhir pada usia 5 bulan. Dosis sama dengan pemupukan kedua. Taburkan pupuk keliling pangkal pohon, jari-jari sekira sejengkal.
Pada tanah yang miskin unsur mikro, aplikasi pupuk cair/pupuk daun dapat dilakukan. Intervalnya sama dengan pemupukan tabur tadi.
6.Pendangiran.
Aplikasi herbisida dianjurkan sebelum lahan ditraktor.  Pendangiran atau pembersihan gulma dengan garuk/cangkul dilakukan setelah pemupukan kedua. Gulma yang sudah digaruk putus akar berikut tanahnya lalu dibumbunkan ke pangkal pokok.
7.Pemangkasan.
Setelah umur 1,5 bulan, lakukan pemangkasan. Buang batang tumbuh hingga tinggal 1 batang saja. Tinggalkan batang yang sehat dan subur. 
Ciri khas singkong gajah asli adalah ia bercabang 3, lalu cabangnya masing-masing bercabang 3 lagi.  Sehingga dalam satu pohon ada satu batang kayu ubi dengan ujung cabang 9 tangkai. Pada tanah yang subur, 9 cabang itu akan bercabang lagi, hingga akan ada 27 cabang pada usia 10 bulan.
8.Pemanenan.
Panen dapat dilakukan pada usia 10 bulan. Namun sangat dianjurkan pada umur 11 bulan saja, karena dianggap masa olah tanah adalah 1 bulan, hingga jadwal tanam di awal musim hujan dapat tetap terpelihara.
Potonglah batang dengan arit atau parang tajam, 25 cm dari tanah. Batang pohon dirapikan, lalu disimpan di tempat teduh dengan posisi berdiri.  Jangan potong pendek (ukuran stek) sampai saat akan ditanam.
Tunggul pohon singkong gajah tadi baru dibongkar untuk mengambil umbi segarnya setelah 7-10 hari kemudian. Dengan cara ini diyakini bobot umbi akan bertambah 7-10 persen.
                           

Jika semua langkah ini sudah dilakukan, namun hasil umbi segar masih di bawah 60 ton, maka berarti lahan Anda kurang cocok untuk ditanami singkong gajah. Kemungkinan sebabnya adalah salinitas, tinggi dpl, suhu, intensitas cahaya, kesuburan atau jenis tanahnya sendiri.
Patut juga diperhatikan bahwa singkong gajah tidak dianjurkan ditanam sebagai tanaman sela, karena ia membutuhkan cahaya matahari penuh. Untuk lahan bernaungan, bisa tanam singkong Malaysia. Untuk lahan bertanah podsolik kuning sampai merah dan tidak bernaungan, tanamlah jenis singkong lampung (casesart/kasesa).