Sabtu, 14 September 2013

Petani dan Harta Karun yang Belum Disadarinya

Adalah seorang Bahktiar, penyadap aren yang mampu menghasilkan uang rp.120.000 setiap harinya, dari menyadap 5 (lima) batang pohon aren. Dengan uang itu, ia menghidupi seorang istri dan tiga anaknya.

Dari lima batang pohon aren itu, ia memanen sekitar 36 liter nira, yang lalu dimasak dan menjadi 6 kilogram gula aren, yang saat ini dijualnya seharga rp.20.000 per kilogram.

Ada lagi Ramli, yang menyadap 7 (tujuh) batang aren setiap pagi dan sore. Ramli menghasilkan rata-rata 45 liter nira setiap harinya. Berbeda denngan Bahktiar, Ramli tidak memasaknya menjadi gula aren. Tetapi ia menjual nira segarnya ke para penjaja minuman nira manis yang kini menjamur di sepanjang jalan lintas Medan-Kisaran. Satu liter nira seharga rp.3.000. Artinya, Ramli menghasilkan uang sebesar rp.135.000 setiap hari, dan dengan itu ia menghidupi satu istri dan empat anaknya.

Sepengetahuan saya, belum ada pohon lainnya yang bisa menghasilkan uang setara apalagi melebihi penghasilan dari pohon aren, meskipun itu pohon opium ataupun pohon cannabis sativa (ganja). Sebab, dua tanaman penghasil narkoba yang terlarang ini, hanya sekali dipanen dalam sekali tanam.

Keunggulan tanaman aren : jarak tanamnya hanya tujuh meter kali tujuh meter, dapat tumbuh dengan baik di hampir semua jenis dan kondisi tanah, tak punya hama dan penyakit, dapat ditumpangsarikan dengan banyak tanaman lain sebelum berproduksi, memiliki hasil sampingan berupa ijuk dan kolang-kaling, produknya dapat diolah menjadi gula, minuman segar, alkohol, dan methanol fuel grade, akarnya dapat menahan erosi dan menyimpan air, tidak membutuhkan pupuk yang banyak seperti tanaman sawit, dll.

Seharusnyalah, tanaman ini menjadi kultur baru yang dapat memberikan harapan akan perbaikan nasib petani di masa datang.

Umumnya para petani enggan menanam aren disebabkan karena umur produksinya yang lama, sekitar enam tahun. Namun jika dihitung penghasilan rata-rata perhari selama lima belas tahun, maka akan didapat bahwa aren menghasilkan uang enam kali lebih banyak dibandingkan tanaman kelapa sawit.

Kendala lainnya adalah : pameo. Diantara pameo itu adalah :

1.Aren tidak dapat tumbuh dengan baik jika ditanam. Ia hanya tumbuh dari kotoran musang. Pameo ini jelas tidak masuk akal, karena sekarang sudah banyak orang yang membibitkan aren, termasuk penulis, untuk kemudian menanamnya dan berhasil tumbuh dengan baik.

2.Penyadap aren tidak boleh berganti pakaian sepanjang bekerja menyadap aren.

3.Penyadap aren tidak boleh bercanda dengan perempuan lain selain istrinya.

4.Penyadap aren tidak boleh bertengkar dengan siapapun.

5.Penyadap aren harus membaca mentera tertentu dan menyanyi/bersiul saat akan menyadap aren.

Untuk poin 2 sd. 5, penulis sudah menyelidikinya dari beberapa teman yang bekerja sebagai penyadap, dan dari beberapa mantan penyadap aren. Mereka semua mengakui bahwa itu semua hanyalah trik saja, agar tidak banyak orang yang menjadi pesaing mereka bekerja sebagai penyadap aren.

Sebenarnyalah, menyadap aren itu adalah sangat alami, tak membutuhkan ritual, sama seperti menyadap karet, kemenyan, kapur barus dan lain lain.

Sudah saatnya petani kita, terutama yang hanya memiliki lahan sempit, untuk beralih menanam aren. Sementara menunggu masa produksi, petani bisa menanam ubi kayu sebagai tanaman tumpang sarinya.

Beberapa petani ubi kayu dekat rumah penulis, menanam ubi okulasi di lahan mereka. Steknya adalah ubi jenis ubi roti, dan mata tunasnya adalah ubi karet atau ubi bunga yang biasanya jadi tanaman peneduh di halaman rumah. Jarak tanam adalah satu meter kali dua meter, dan bisa menghasilkan ubi kayu segar 2 - 2,5 ton per rantenya.  Usia panen minimal sebelas bulan.

Agar petani bisa berpenghasilan seperti Ramli di atas (rp.135.000/hari), maka paling tidak harus menanam aren sebanyak 14 pohon, karena pohon aren mengeluarkan tandan buahnya, yang disadap, secara bergantian. Dan bila anda ingin menjadi petani aren tanpa menjadi penyadap aren, maka bisa memparuhduakannya dengan penyadap lain. Untuk itu petani harus menanam 28 batang pohon aren. Adapun lahan yang dibutuhkan adalah 28 x 49 meter persegi = 1372 m2 atau setara tiga setengah rante lahan.

Artinya, jika anda punya tanaman aren seluas tujuh rante saja, maka anda bisa berpenghasilan rp.270.000/hari dengan ongkang-ongkang kaki saja di rumah. Paling anda hanya melayani agen nira manis yang datang membeli nira ke rumah anda.

Tapi kalau anda mau bersusah payah membuat gula semut, maka penghasilan anda bisa bertambah 50 persen, karena harga jual gula semut jauh lebih tinggi.

Nyatalah, bahwa aren adalah sebenar harta karun yang belum disadari para petani kita.

Mau menggali harta karun itu?

Kalau tidak mau, ya sudah, silahkan tanam kelapa sawit, dan anda juga akan mendapat penghasilan rp.270.000 dari lahan tujuh rante itu. Hanya saja, yang ini :  setiap dua puluh hari sekali.

Salam tani.
***
Pemutakhiran data tgl. 28-12-2015 : harga air nira Rp.4.000/liter.  Harga gula semut Rp.27.000/kg.



READY STOCK :
BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR. 
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI

Pro Kontra Jenis Bibit Tanaman Karet


Pro Kontra Jenis Bibit Tanaman Karet

Sudah lama terdengar pro kontra pilihan terbaik buat petani pekebun tentang pilihan jenis bibit karet yang harus ditanam, apakah yang diokulasi atau yang di stump saja.

Berbagai teori dilontarkan dua pihak yang saling berpolemik. Dan dalam perjalanannya, kelihatannya pihak pengusung bibit karet okulasi yang berada di atas angin. Ini terbukti dari kenyataan di lapangan, bahwa bisa dikatakan semua perusahaan perkebunan karet yang besar-besar menggunakan bibit karet okulasi sebagai bibit tanamannya.

Namun untuk lebih afdolnya, penulis pun mewawancarai beberapa petani rakyat yang pernah menanam karet dengan kedua jenis bibit di atas.

Kesimpulan singkatnya adalah sebagai berikut :
Jenis bibit karet yang akan ditanam, apakah okulasi atau stump saja, tergantung kepada siapa yang akan menjadi tenaga penyadap tanaman karet itu kelak. Jika yang akan menyadapnya adalah tenaga ahli yang sudah terbiasa menyadap pohon karet yang okulasian, atau akan ada pelatihan tehnik menyadap karet yang komprehensif kepada calon pekerja, maka tanamlah bibit karet yang diokulasi. Tetapi jika tidak tersedia tenaga terampil seperti itu, maka tanamlah bibit karet yang jenis stump saja. Karena bibit karet jenis stump ini kulit batang pohonnya lebih tebal daripada yang okulasian, sehingga kecil kemungkinan mata pisau sadap akan mengenai/melukai kayu batang karet. Seandainya pun terkena, kulit masih bisa pulih kembali, asalkan luka kayunya tak terlalu parah.

Adapun cara membuat bibit karet stump adalah sebagai berikut :
Tanamlah kecambah karet jenis PB-260 (kalau tak ada bisa juga jenis IRR-39), pada tanah yang sudah digemburkan dengan baik. Jarak tanam 25cm x 25cm. Setelah berumur 6 bulan atau setelah pangkal batangnya sebesar jari kelingking orang dewasa, maka bongkarlah bibit berikut tanahnya. Potong miring batang atas sepanjang 30cm dari batas pangkal akar, dan potong akar tunggang sejarak 20 dari batas pangkal batang. Inilah yang dinamakan stump. Stump lalu ditanam kedalam polibag ukuran 20x30 atau ukuran lain yang tersedia. Lima atau enam bulan kemudian, bibit bisa ditanam ke lahan perkebunan.  

Penyiraman dan pemupukan selama di polibag, sama saja seperti perlakuan bibit karet yang diokulasi.

Mengenai cara membuat bibit karet okulasi, sudah ada ratusan tulisan yang membahasnya di dunia maya ini, sehingga agak mubazir jika kami masih membahasnya.



READY STOCK :
BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR. 
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI

Mohon Maaf..., Kami Anti Penipuan dan Kami Tidak Bisa Ditipu !

Setelah bertahun bergelut di bidang penjualan bibit tanaman via internet, berbagai pengalaman manis pahit sudah kami rasakan.

Ada yang lucu, semisal kisah seorang calon pembeli yang belasan kali menelepon mengatakan akan mentransfer biaya pembelian, namun tak jua kunjung terealisasi.

Ada juga yang coba menipu dengan modus seolah sudah transfer namun gagal, lalu meminta kami pergi ke ATM dan mengarahkan agar kami melakukan bla bla bla ....

Singkatnya, kami pesankan kepada para pembaca budiman, berhati-hatilah berniaga di dunia maya ini. Teliti dahulu sebelum membeli.

Akan halnya kami, maka kejujuran adalah modal utama kami untuk meraih kepercayaan para konsumen.

Namun bagi segelintir petualang yang kurang sehat, janganlah coba melakukan hal-hal yang tak terlalu terpuji, karena itu bisa merugikan orang lain dan akhirnya juga merugikan sendiri. Hidup ini sebaiknya diisi dengan perbuatan yang halal lagi baik, agar damai sentosa lagi berkah.

Akhirul kalam, salam sayang untuk semua pengunjung blog mungil kami ini. Mohon maaf jika ada salah kata atau tulisan yang kurang berkenan.