Senin, 09 Juni 2014

Air Pohon Aren untuk Kesehatan

Belum banyak orang yang mengetahui manfaat air pohon aren. Kecuali sebagai bahan dasar pembuatan gula merah. Air pohon aren, bisa diambil manfaatnya melalui tiga cara. Langsung diambil dari pohon, dimasak untuk dijadikan minuman, dan dijadikan gula.
Air aslinya rasanya manis campur pahit dan baunya menyengat hidung karena mengandung soda.
Warnanya kuning dan berbuih jika dikocok-kocok. Air asli ini bisa mencegah masuk angin, panas-dingin, rematik, persendian yang kaku, dan lemah jantung. Bahkan, bisa meningkatkan stamina seseorang dengan cara dicampur kuning telur yang didinginkan secara alami selama semalam.
Kalau didiamkan seminggu tanpa campuran apapun, bisa berubah menjadi cuka. Ini berbeda dengan cuka yang biasa kita dapatkan, bebas dari campuran bahan kimia lainnya. Air pohon aren yang dimasak, biasa dijajakan sebagai minuman dingin seharga seribu sampai dua ribu rupiah satu gelas. Biasanya dijajakan di pasar tradisional daerah Jawa Barat, dan dikenal sebagai air lahang [cai lahang]. Rasanya manis agak keasam-asaman yang biasa diminum siang hari.
Gula pohon aren bisa digunakan untuk mengobati keracunan. Caranya dengan me-numbuk sampai halus dicampur air panas sampai menjadi hangat dan diminum. Semua manfaat ini, tak boleh dinikmati oleh wanita hamil. Karena unsur soda yang tinggi, wanita yang tengah mengandung bisa mengalami keguguran dan atau gangguan pada janinnya.

sumber :  http://alifmagz.com/?p=128

***


 Jual bibit tanaman, hub. 0813 7000 8997 (Muhammad Isnaini alias Bang Pilot).

No.
Jenis Bibit Tanaman
Keterangan
Harga (rupiah)
Stok
1
Kecambah Sawit
Jenis Tenera, tunas 1 cm, kemasan plastik.
900/butir
ada
2
Baby Sawit Umur 3 Bulan
Jenis Tenera, daun 5 helai, tinggi 20 cm.
1.500/pokok
ada
3
Sawit Siap Tanam
Umur 1 thn, tinggi 150 cm-170 cm. Tenera
13.000/pokok
ada
4
Kecambah Karet
Klon PB 260, mata tunas 1 cm.
500/butir
ada
5
Kecambah Aren
Varieras Genjah dan Dalam,Tunas 5-10cm
1.500/butir
ada
6
Aren SiapTanam
Umur 6 bulan, tinggi 40 cm, daun 2-3 helai
4.000/pokok
ada
7
Singkong gajah
stek, panjang 15 cm.
500/stek
inden
8
Biji Jati Super/Jati Emas
biji kering, siap semai, isi 2-3 benih
300/butir
ada
9
Biji jati putih/gmelina
biji kering, siap semai, isi 2-3 benih
300/butir
ada
10
Biji jabon
biji kering, siap semai, isi 1 benih
100/butir           
11
Biji mahoni
biji kering, siap semai, isi 1 benih
200/butir

Aren, Pohon Penghasil Bensin

MINAHASA. Innova hitam keluaran tahun 2006 melaju kencang dari Minahasa Utara menuju Manado. Kecepatan rata-rata mobil tersebut 50-100 km per jam setiap hari. Johan Arnold Mononutu menggunakan 10-15% bahan bakar bioetanol dari nira aren.“Tidak ada keluhan apa-apa, malahan suara mesin lebih halus dan tarikan lebih kencang karena setara Pertamax Plusplus,”ujar Johan.

Johan Arnold Mononutu menggunakan bioetanol sejak tahun 2007 ketika berhasil memproduksi bahan bakar nabati dari nira aren berkadar 99,9%. Selain digunakan sebagai bahan bakar untuk ekndaraan johan memanfaatkannya untuk kompor.”Cuma, untuk kompor cukup memakai bioetanol berkadar 60%,” ungkapnya.

Dengan menggunakan biotenal lanjut Johan, menghasilkan api berwarna biru, tanpa jelaga dan lebih irit karena konversi minyak tanah dan bioetanol 2:1 yang artinya, 1liter bioetanol mampu menggantikan 2 liter minyak tanah. “kesuksesan ini telah mendorong kelompok nelayan di Desa Kema, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahas mengganti minyak tanah dengan bioetanol untuk lampu-lampu petromaknya,”tutur Johan.

Untuk memproduksikan bioetanol dari nira aren menurut Johan tidaklah sulit, dengan menggunakan seperangkat alat destilasi rakitan sendiri yang terbuat dari besi nirkarat (stainless steel) yang terdiri dari pipa kondensator serta selang-selang plastic. “sekarang dengan volume tangki lebih besar dan pengaturan suhu otomatis, dalam sehari atau 10 jam kerja kami mampu menghasilkan 500 liter bioetanol,” tambah Johan.

Bioetanol bagi masyarakat Minahasa Utara bukanlah barang baru, mereka sudanh mengenal sejak zaman Belanda  bahkan mungkin jauh sebelumnya. Dihampir beberapa kecamatan seperti Kauditan dan Telawaan memproduksikan energy hijau tersebut sebagai mata pencaharian. Di Desa Tamaluntung Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, sekitar 200 KK yang mengolah nira aren menjadi bioetanol berkadar alcohol 40-50% yang mereka sebut “Cap Tikus”.  Cap Tikus merupakan minuman keras tradisional masyarakat Minahasa.

Potensi bioetanol dari pohon aren di Tamaluntung  sangat besar. Penggerak Ekonomi Pedesaan di kabupaten Minahasa Utara, Renald Tuhwidan menuturkan, jumlah produktif berumur 7 sampai 30 tahun tidak kurang dari 50.000 batang, yang belum produktif tidak terhitung. Semuanya tumbuh dengan liar. Dari pohon aren yang produktif itu hanya 60-70% yang telah dimanfaatkan, selebihnya pohon tidak disadap. Dengan masa produksi 4-6 bulan setiap pohon akan menghasilkan 20 liter nira. Terbayangkan jika seluruh pohon aren dimanfaatkan sebagai bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. (SF)

sumber :
 http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/4526-nira-aren-pohon-penghasil-bensin.html?tmpl=component&print=1&page=

Pohon Aren, Alternatif Gula & Bahan Bakar

JAKARTA - Pemerintah saat ini masih terus mengembangkan energi alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar. Padahal, pemerintah tidak perlu mencari jauh-jauh.

ketua Yayasan Masarang, Willie Smits, mengatakan pohon aren sebenarnya bisa digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Menurutnya, pohon aren merupakan pohon yang memiliki manfaat dari ujung akar hingga pucuk daun.

"Pohon aren ini pohon ajaib, kaya manfaat bagi manusia, bahkan orang yang mengonsumsi gula aren akan hidup lebih lama daripada mereka yang mengonsumsi gula tebu," tutur dia di Jakarta, Senin (2/5/2014).

Selama bertahun-tahun melakukan penelitian di Sulawesi Utara dan wilayah yang banyak ditumbuhin pohon aren, ternyata banyak sebagian masyarakat yang belum memanfaatkannya. "Penelitian saya menunjukkan tidak ada pohon yang dapat menghasilkan jumlah bahan bakar alternatif lebih produktif dari pohon aren," ucapnya.

Selain itu, pohon aren juga dapat dimanfaatkan sebagai pemanis. Dia melanjutkan, jika menggunakan gula aren, maka dalam jangka waktu dua tahun Indonesia tidak akan perlu lagi mengimpor gula. "Saya yakin pohon aren adalah pohon emas yang bisa mengangkat taraf hidup masyarakat kita," katanya.

Di sisi lain, pohon aren juga dapat mencegah tanah longsor, bahkan pada lahan yang benar-benar curam. "Serat ijuk berkualitas dari pohon aren juga banyak dipergunakan untuk berbagai hal, termasuk pembuatan jok mobil mewah dari Eropa," imbuhnya.

Smits berpendapat, ada sekitar delapan provinsi yang memeliki gula palem berlimpah namun tidak dimanfaatkan. Untuk itu ia merancang membuat prototipe dan mematenkan Village Hub.

"Sebuah pabrik mini terpadu untuk tingkat desa yang tidak hanya mengolah hasil pohon area tapi menghasilkan berbagai fasilitas infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat daerah terpencil," pungkasnya. (mrt)

sumber :
http://economy.okezone.com/read/2014/06/02/320/992730/pohon-aren-alternatif-gula-bahan-bakar

Pohon Aren dan Manfaatnya

Aren merupakan tumbuhan berbiji tertutup dimana biji buahnya terbungkus daging buah. Pohon aren banyak terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih, maka batang pohon aren sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk yang warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelepah daun yang sudah tuapun sulit diambil dari batangnya. Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan.

Untuk dapat diambil patinya (tepungnya), pohon aren harus sudah berumur sekitar 7 tahun, yakni saat ia akan mengeluarkan tandan pertama.  Sampai saat inipun ternyata tepung dari batang pohon aren belum ada penggantinya (tepung substitusinya), sebab tepung aren memiliki keunggulan yang khas.

Cara Membuat Tepung Aren

Pembuatan tepung aren dilakukan melalui terlebih dahulu menebang batang pohon aren kemudian dipotong-potong sepanjang 1,25 - 2 meter. Potongan batang aren kemudian dipecah membujur menjadi empat bagian yang sama besarnya sehingga nampak bagian dalamnya dimana terdapat empelur yang mengandung sel-sel parenchym penyimpan tepung. Kemudian empelur dipisahkan dari kulit dalamnya, kemudian dipotong-potong menjadi 6-8 bagian, lalu digiling dengan menggunakan mesin parut. Hasil parutan berupa serbuk yang keluar dari mesin dikumpulkan kemudian diayak untuk memisahkan serbuk-serbuk dari serat-seratnya yang kasar. Proses selanjutnya adalah mengambil tepung dari serbuk-serbuk halus.

Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge piƱata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.

Bentuk Pohon, Bunga dan Buah

Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.

Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin.

Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok (Aceh), pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa), aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa (Ambon, Maluku)

sumber : http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pohon-aren-dan-manfaatnya

Mahasiswa UGM Membuat Briket dari Ampas Aren

Yogyakarta (ANTARA News) - Kelompok mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mengolah ampas aren atau "onggok" menjadi briket.

"Pembuatan briket yang diberi nama `Briquette la Bendo` itu bermula dari keprihatinan kami atas minimnya pengembangan sumber bahan bakar alternatif biomassa," kata koordinator kelompok Yoga Prisusatyo di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, pengembangan briket ampas aren sebagai sumber bahan bakar energi alternatif biomassa ramah lingkungan itu memiliki keunggulan yang tidak kalah dengan sumber bahan bakar minyak tanah maupun elpiji.

Selain murah, praktis, mudah menyala, dan siap pakai, briket ini tidak banyak menghasilkan asap sehingga tidak mencemari lingkungan serta nyala apinya pun bagus.

"Sisa abu dari pembakaran briket yang dijual dengan harga Rp1.500 per kilogram itu juga bisa dimanfaatkan untuk campuran semen bagi industri pembuatan batu bata maupun untuk pembuatan kompos," katanya.

Ia mengatakan, briket ampas aren itu dibuat setelah menyaksikan limbah "onggok" dari 25 industri pengolahan aren di Dusun Bendo dan Margoluwih, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Menurut dia, hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan kualitas air di sungai melebihi batas toleransi pencemaran air. Bahkan di sekitar tempat pembuangan ampas tercium bau yang tidak sedap.

"Di dusun tersebut, tepung aren dimanfaatkan untuk pembuatan mi, cendol, dan olahan lainnya, tetapi ampasnya dibuang begitu saja," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa di bawah bimbingan dosen Ahmad Agus Setiawan itu adalah Muhammad Ridwan Arif Cahyono, Yulfa Intan Yuraida, Yudia Tirta Karunawardani, dan Estri Pamungkasih.



Pewarta : Bambang Sutopo Hadi
Editor: Heppy Ratna

Aren Diklaim Mampu Menurunkan Suhu di Samboja

Jakarta (ANTARA News) - Ahli kehutanan yang juga Ketua Yayasan Masarang mengklaim pohon aren mampu membantu menurunkan suhu tiga hingga lima derajat celsius di Samboja, Kalimantan Timur.

"Suhu udara 3--5 derajat celsius sudah berkurang di Samboja (Kalimantan Timur) setelah pohon aren tumbuh subur bersama tanaman tumpang sarinya," kata Willie di Jakarta, Selasa.

Dalam delapan tahun, ia mengatakan lahan kritis di Samboja berhasil kembali hijau berkat tumpang sari pohon-pohon aren. Sambil menunggu enam tahun pohon aren berproduksi, maka produksi diperoleh dari tanaman sela seperti singkong, pisang, nanas, mangga, vanila, jahe.

Berbeda dengan tanaman sawit, menurut ahli kehutanan kelahiran Belanda yang telah menjadi Warga Negara Indonesia ini, pohon aren justru menyimpan air. Karenanya mampu bertahan dan tetap menghasilkan di saat kering.

"Pohon ini pun mampu hidup ditebing terjal dan dataran dengan ketinggian di atas 2000 meter, dan mampu menahan longsor," ujar dia.

Pohon aren, lanjutnya, merupakan raja fotosintesis. Tanaman ini bekerja layaknya sel surya atau sel photovoltaic, mampu menyerap cahaya matahari dan menyimpannya dalam bentuk baterai kimia berbentuk gula.

"Kita bisa menyulapnya menjadi minyak dan lemak yang lebih sehat dari sawit dan bisa dijadikan bahan pengganti premium kapan saja".

Gula mampu bertahan lama bahkan hingga ribuan tahun tanpa harus berubah bentuk. Sehingga kapan pun gula diubah menjadi etanol dapat dilakukan kapan saja.

Tidak memerlukan tambahan dana untuk menumbuhkan pohon aren, karena tanaman ini tidak memerlukan pupuk. Aren hanya membutuhkan air, matahari, dan karbondioksida (CO2) untuk kemudian menghasilkan air dan gula.

Editor: Tasrief Tarmizi