Kamis, 30 Oktober 2014

Photo-photo Admin Blog Ini, Muhammad Isnaini alias Bang Pilot



















Bukan Pak Haji, cuma kepingin saja.




































                                               
Lagi istirahat di kebun.


                                                 















Kondangan.

                                                 















 Mikir berat gimana caranya agar bangsa Indonesia bisa cepat sejahtera.


















Di gubernuran Babel.
Jadi pembicara masalah pengembangan aren.

















Anakku, Aulia Rahman sedang menyiram tanaman aren yang berpenaung tanaman singkong.


















Bersama putri kecilku, Sahrish Khan Ramdhana.

Senin, 27 Oktober 2014

Penyakit-Penyakit pada Pohon Aren


Penyakit-Penyakit pada Pohon Aren

Sedikit sekali literature atau pun artikel yang membahas tentang penyakit aren. Hal ini dapat dimaklumi, karena penyakit aren memang sedikit dan jarang ditemukan.

Namun bukan berarti penyakit yang menyerang pohon aren itu tidak ada.

Setidaknya ada dua jenis penyakit aren yang telah kami identifikasi.

1.Penyakit bercak daun/haear daun.
Penyakit ini umumnya menyerang aren usia muda atau bibit aren. Penyebabnya adalah jamur Pestalotia sp., fusarium sp. dan helmiaphosporus sp. Penyakit ini menyebabkan daun aren menjadi bercak kuning lalu kecoklatan. Pada serangan yang ganas, pohon aren muda bisa mati karenanya. Serangan umumnya terjadi di musim hujan, dimana daun yang basah dan udara yang lembab memicu pertumbuhan jamur alias cendawan alias fungi yang bersifat patogen atau merugikan.

Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bercak daun ini, dapat diaplikasikan semprotan fungisida (anti jamur). Kami menggunakan fungisida merk Bayleton, Dithane45 dan Benlate.

Ketiga fungisida di atas memiliki zat aktif berbeda. Karenanya, untuk pencegahan, aplikasi dilakukan seminggu sekali. Artinya, minggu pertama gunakan Bayleton, minggu kedua pakai Benlate dan minggu ketiga semprotkan larutan Dithane45. Boleh juga menggunakan merk lain. 

Jika serangan sudah berat, hujan sering turun dan pembibitan tidak beratap tembus cahaya (green house), maka interval penyemprotan dilakukan 3 hari sekali. Tentu saja larutan perlu ditambahkan perekat/perata, yang banyak dijual di toko pertanian.

Bisa juga mengunakan fungisida tunggal semacam Score 250EC, namun sebagai fungisida golongan azole, Score 250EC akan memberikan efek perlambatan pertumbuhan.  Pengalaman menunjukan pengunaan Score 250EC ini memang lebih ampuh untuk mengatasi penyakit akibat jamur..

Ada pun bibit yang sudah tak terselamatkan, maka harus dimusnahkan dengan cara dibakar (eradikasi).

2.Penyakit mati bujang.
Penyakit ini menyerang pohon aren pada usia 4-6 tahun, atau beberapa waktu sebelum aren mulai berproduksi.

Daun aren mulai menguning mulai dari pelepah terbawah, lalu menguning seluruhnya, mencoklat seluruhnya dan akhirnya pohon pun mati.

Menurut pengamatan kami, persentase serangan penyakit mati bujang ini adalah sekitar 1-3% dari populasi.

Penyebabnya adalah jamur upas atau Upasia salmonicolor dan jamur akar putih Rigidoporus lignosus.  Jamur akar putih menyerang bagian perakaran pohon aren, sedangkan jupas menyerang batang bawah pohon aren. Pencegahannya adalah dengan aplikasi Dolomit, atau Dotani atau pupuk abu atau tanah kapur.  Taburkan Dolomit 10 kg/pohon setiap tahunnya. Harga Dolomit sendiri di Kabupaten Batu Bara, Sumut adalah Rp.500/kg atau Rp.25.000/zak @50 kg.

Pada serangan awal, pengendalian masih bisa dilakukan dengan aplikasi Bubur Bordo atau dengan fungisida yang mengandung unsur tembaga (cuprum) seperti merk Kocide dan Nordox.

Cara paling efektif adalah dengan mengunakan sistim infus/injeksi fungisida cair nan bersifat sistemik dan  berspektrum luas. Lubangi batang aren dengan bor diameter 8 mm sedalam 15-20 cm. Suntikan 40 cc fungisida. Tutup lubang dengan tanah liat. 

Pada fase serangan menengah dan stadium akhir, sebaiknya lakukan eradikasi.

Demikian kami paparkan, semoga bermanfaat.
           

Panduan Seleksi Bibit Sawit



Panduan seleksi kecambah sawit telah kami tuliskan sebelumnya, dan kini kami ulaskan tentang panduan seleksi bibit sawit pada pre nursery (pembibitan kecil) dan main nursery (pembibitan besar).

Seleksi bibit di pre nursery dilakukan pada umur 3,5 bulan.

Ada pun bibit sawit kecil yang harus dibuang adalah bibit yang cirinya sbb :

1.   Bibit yang bentuk daunnya sempit dan memanjang seperti daun lalang.
2.   Bibit yang pertumbuhannya terputar.
3.   Bibit yang tumbuh kerdil.
4.   Bibit yang anak daunnya bergulung.
5.   Bibit yang pertumbuhannya memanjang, ia tinggi sendiri dibanding rerata 
      kawannya.
6.   Bibit yang daunnya agak kusut / kusam.
7.   Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkuk.
8.   Bibit yang terserang penyakit tajuk. Dilihat dari daun termudanya yang membusuk.
9.   Bibit yang terserang penyakit bercak daun tingkat sedang > parah.
10. Bibit yang daunnya memutih.
11. Bibit yang menguning atau pucat.
12. Bibit yang kurus.
13. Bibit yang daunnya mengkerut atau seperti bersisir.

Seleksi di main nursery dilakukan pada umur 8 dan 10 bulan. Jadi, ada dua kali seleksi.

Ciri-ciri bibit sawit besar yang harus dibuang adalah sbb:

  1. Bibit yang tinggi besar sendiri dibanding kawannya. Pelepahnya besar dan kaku serta tidak membuka, atau bersudut sempit terhadap tegakan pohon.  Bibit yang ini biasanya jantan alias tidak berbuah nantinya.
  2. Bibit yang permukaan tajuknya rata dimana pelepah yang lebih muda lebih pendek dari yang tua.
  3. Bibit yang pelepahnya terkulai atau mengarah jatuh.
  4. Bibit yang tajuk daunnya tidak memecah atau membelah pada saat kawannya yang lain daunnya sudah pecah sempurna.Bibit sawit daunnya harus sudah memecah sempurna pada umur 10 bulan.
  5. Bibit yang terkena penyakit tajuk.
  6. Bibit yang bentuk daunnya cacat, seperti bentuk daunnya sempit, bergulung, atau daunnya jarang, yakni jarak antara pangkal helai daunnya lebih jauh dibanding kawan-kawannya.

      Bibit-bibit yang cacat tadi harus dimusnahkan, tidak boleh ditanam apalagi dijual.

Untuk bibit sawit yang baik, pilihlah bibit sawit yang warna pelepahnya hijau segar, tingginya sedang, pelepah daunnya membuka, bonggol atau bongkotnya jelas terlihat bentuknya, akarnya sudah menembus polibag, tidak bengkok, daunnya megar (tidak menguncup ke arah pelepahnya), sehat dan tampak kokoh.

Demikian kami paparkan, semoga bermanfaat.


Kamis, 23 Oktober 2014

Foto Tanaman Arenku


Umur tanam 8 bulan. Tinggi 1 meter.
Waktu ditanam tinggi masih 30 cm dan daun dua helai.


                   Umur 2 tahun 8 bulan : 



Kamis, 16 Oktober 2014

Galeri Foto Agrobisnis Terbaru

Foto 1,2 dan 3 :  Biji aren siap semai. Harga Rp.600.000 per 1.000 butir.


 Kecambah aren unik, tumbuh 3 apokol dari 1 biji.
Bibit aren umur 4 bulan, siap kirim ke Biereun, Aceh.











 4 foto ke bawah : kecambah aren.
Harga Rp.1.500/butir.
Berlaku untuk semua varietas.

























Bibit aren umur 4 bulan. Siap kirim via bus atau cargo. Harga Rp.2.500/pokok.
Yang siap tanam, umur 7-8 bulan. Harga Rp.4.000/pokok.
























Jumat, 03 Oktober 2014

Kunci Sukses Bertanam Singkong Gajah (part 2)




Singkong gajah sudah mulai populer dibudidayakan petani. Betapa tidak, jenis singkong super ini dapat menghasilkan 130 ton umbi segar dari satu hektar lahan dengan periode tanam selama 10 bulan, tanpa harus menggunakan bibit okulasi atau sambung pucuk.

Banyak orang yang kini tertarik untuk membudidayakan singkong gajah, dengan harapan yang menggebu-gebu ingin mendapatkan hasil yang fantastis. Bayangan mendapatkan uang seratus juta rupiah dalam waktu relative singkat, kadang membuat orang lupa, bahwa singkong gajah memiliki karakter spesifik yang tersendiri.

Tehnik budidaya singkong gajah tidak dapat disamakan dengan singkong lainnya, semisal singkong malaysia atau singkong lampung. Jika diperlakukan sama, maka hasil bertanam singkong gajah tak akan jauh beda dengan singkong lainnya, sekitar 35-50 ton umbi segar saja untuk luas lahan dan umur tanam yang sama.

Berikut kami ringkaskan tehnik bertanam singkong gajah, sesuai dengan yang telah kami lakukan. Dengan tehnik ini, hasil yang didapat adalah pada kisaran 110 ton umbi segar/ha lahan.

1.Bibit.
   Bibit harus asli, yakni bibit singkong gajah keturunan singkong gajah Kutai Timur, yang dikembangkan oleh Prof.Ristono. Bibit juga harus masih segar, cukup umur, dan tidak terlalu muda. Besarnya sedang. Hindarkan menanam stek yang terlalu tua dan terlalu besar. Penanaman bibit jangan sampai terbalik. Penyisipan stek yang mati dilakukan pada usia 15-20 hari.
2.Lahan.
   Tanah lahan pertanian singkong gajah haruslah subur dan gembur. Kedalaman pembajakan sekitar 30 cm. Jenis tanah adalah tanah humus hitam sampai tanah alluvial kuning. Keasaman tanah sebaiknya diukur dengan PH meter. Aplikasikan Dolomit/Dotani/tanah kapur, bila ditemukan PH tanah yang asam, apalagi bila terlalu asam. Sebagai acuan rerata, kami menggunakan 100 gram Dolomit untuk tiap pohon singkong. Dolomit ditabur merata setelah tanah dibajak/ditraktor dua kali. Interval pembajakan tanah 7-12 hari.
Di pasaran, harga Dolomit Rp.500/kg atau Rp.25.000/sak @50kg.
3.Jarak tanam.
   Jarak tanam terbaik adalah 1 x 1,5 meter. Jika mungkin, jarak yang 1,5 meter itu arahnya Utara-Selatan, agar asupan cahaya matahari lebih baik.
4.Waktu tanam.
    Waktu tanam terbaik adalah awal musim penghujan. Pohon singkong gajah membutuhkan banyak air pada masa awal pertumbuhannya. Tetapi, lahan tidak boleh sampai terendam air. Bila terjadi hujan deras, maka paling lambat dua jam air harus sudah tidak menggenangi lahan.
5.Pemupukan.
   Paduan aplikasi pupuk kandang/kompos fermentasi dan pupuk kimia adalah dianjurkan. Pupuk kandang diaplikasikan serentak dengan masa aplikasi Dolomit. Jumlah  optimalnya 10 ton per hektar lahan. Pupuk kimia diterapkan pada umur 1 bulan. Berupa NPK (SNI) sebanyak 75 gram/pokok. Pemupukan kedua pada umur 3 bulan. Berupa NPK sebanyak 100 gram/pokok. Pemupukan terakhir pada usia 5 bulan. Dosis sama dengan pemupukan kedua. Taburkan pupuk keliling pangkal pohon, jari-jari sekira sejengkal.
Pada tanah yang miskin unsur mikro, aplikasi pupuk cair/pupuk daun dapat dilakukan. Intervalnya sama dengan pemupukan tabur tadi.
6.Pendangiran.
Aplikasi herbisida dianjurkan sebelum lahan ditraktor.  Pendangiran atau pembersihan gulma dengan garuk/cangkul dilakukan setelah pemupukan kedua. Gulma yang sudah digaruk putus akar berikut tanahnya lalu dibumbunkan ke pangkal pokok.
7.Pemangkasan.
Setelah umur 1,5 bulan, lakukan pemangkasan. Buang batang tumbuh hingga tinggal 1 batang saja. Tinggalkan batang yang sehat dan subur. 
Ciri khas singkong gajah asli adalah ia bercabang 3, lalu cabangnya masing-masing bercabang 3 lagi.  Sehingga dalam satu pohon ada satu batang kayu ubi dengan ujung cabang 9 tangkai. Pada tanah yang subur, 9 cabang itu akan bercabang lagi, hingga akan ada 27 cabang pada usia 10 bulan.
8.Pemanenan.
Panen dapat dilakukan pada usia 10 bulan. Namun sangat dianjurkan pada umur 11 bulan saja, karena dianggap masa olah tanah adalah 1 bulan, hingga jadwal tanam di awal musim hujan dapat tetap terpelihara.
Potonglah batang dengan arit atau parang tajam, 25 cm dari tanah. Batang pohon dirapikan, lalu disimpan di tempat teduh dengan posisi berdiri.  Jangan potong pendek (ukuran stek) sampai saat akan ditanam.
Tunggul pohon singkong gajah tadi baru dibongkar untuk mengambil umbi segarnya setelah 7-10 hari kemudian. Dengan cara ini diyakini bobot umbi akan bertambah 7-10 persen.
                           

Jika semua langkah ini sudah dilakukan, namun hasil umbi segar masih di bawah 60 ton, maka berarti lahan Anda kurang cocok untuk ditanami singkong gajah. Kemungkinan sebabnya adalah salinitas, tinggi dpl, suhu, intensitas cahaya, kesuburan atau jenis tanahnya sendiri.
Patut juga diperhatikan bahwa singkong gajah tidak dianjurkan ditanam sebagai tanaman sela, karena ia membutuhkan cahaya matahari penuh. Untuk lahan bernaungan, bisa tanam singkong Malaysia. Untuk lahan bertanah podsolik kuning sampai merah dan tidak bernaungan, tanamlah jenis singkong lampung (casesart/kasesa).