Jumat, 26 Juli 2013

Salam Kenal dari Muhammad Isnaini


Assalamualaikum wr. wb.
Selamat bertemu dengan saya, Muhammad Isnaini alias Bang Pilot, pemilik blog ini. Untuk menunjukkan itikad baik dan kejujuran saya dalam berniaga, saya telah menyertakan foto KTP dan SIM saya pada entri pertama blog ini, yaitu yang berjudul :
DAFTAR HARGA PRODUK BIBIT TANAMAN PERKEBUNAN YANG KAMI JUAL
Selain itu, saya juga memposting foto diri saya yang lain di sini :

 
Selanjutnya saya sarankan kepada saudara-saudara yang akan berbelanja via online agar berhati-hati, karena ada beberapa penipu yang berkeliaran dan berbuat curang. Janganlah terlena oleh penawaran harga yang terlalu murah, dan hindari berbelanja dengan orang yang selalu mengelak jika diajak bertemu langsung. Mintalah nomor KTP penjual waktu ia mengirimkan nomor rekening bank nya, dan cocokkan dengan nama dan nomor KTP pemilik rekening. Hati-hati bila penjual dan pemilik rekening namanya atau nomor KTPnya berbeda.
Selamat berbelanja dengan kami, dan jangan ragu untuk datang ke rumah saya bila anda ada waktu. alamat saya di Dusun II Desa Petatal Kec. Talawi Kab. Batu Bara, Sumut, Indonesia. Jalan Lintas Medan-Kisaran KM 129.
Saya menjabat sebagai Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Petatal sejak tahun 2000 M. Keberadaan saya silahkan di cek di : http://www.kompasiana.com/bangpilot
Kalau di facebook, lihat di :  https://www.facebook.com/groups/454862704590773
Saya jujur, anti pemalsuan, anti tipu menipu.

Semoga Allah SWT merahmati kita semua. Aamiin ya Robbal alamin.
Wasalamualaikum wr. wb.
Muhammad Isnaini alias Bang Pilot.

Rabu, 24 Juli 2013

Potensi Karet Klon Unggul PB 260 dan IRR 39 di Provinsi Jambi

Potensi Karet Klon Unggul PB 260 dan IRR 39 di Provinsi Jambi
Oleh : Balai Pengkajian Tehnologi Pertanian Jambi.
Balitbangtan, Kementan RI.

PDF Cetak E-mail

Langkah-langkah teknologi pembuatan bibit karet klon unggul 1. Pembangunan Kebun Entres

  • Lahan harus bersih dari sisa tunggul

  • Menggunakan klon anjuran Generasi ke 4  PB260 dan IRR39

  • Lobang tanam 60X60X60 dengan jarak tanam 1X1 meter

  • Batas blok per klon  2 meter

  • Perawatan secara intensif (wiwilan, pemupukan sesuai anjuran dan penyiangan)

  • Pemanenan entres setelah 4 payung

2. Pendederan

  • Benih berasal dari batang induk klon anjuran

  • Pembuatan bedengan menggunakan pasir 10 cm

  • Pendederan,  biji disusun tengkurap dengan jarak 1 cm

  • Penyiraman dilakukan 2 kali sehari

3. Pembangunan Batang Bawah

  • Pemindahan ke lapangan pada stadium jarum  7 hari s/d  21 hari

  • Jarak tanam 30 x 20 cm

  • Pemupukan dilakukan sesuai anjuran seperti paada Tabel 1.

  • Pengendalian hama dan penyakit serta gulma

  • Pada umur 1-2 bulan dilakukan penjarangan pada bibit yg kerdil

Tabel 1. Dosis pemupukan karet batang bawah pada tanah

Umur

Urea

SP-36

KCl

Kieserit

1 bulan

90

45

45

45

2 bulan

225

90

90

90

3 bulan

225

90

90

90

4 bulan

225

90

90

90

selanjutnya

450

180

280

180

*) setiap bulan sampai 1 bulan sebelum okulasi hijau dan sampai  3 bulan sebelum okulasi coklat

4. Okulasi

  • Lilit batang  5-7 cm atau umur 6 bulan (okulasi hijau)

  • Batang bawah sehat dan daun pucuk sudah tua

  • Entres menggunakan mata Prima

  • Matang okulasi minimal 1 bulan

  • Penyerongan batang bawah dilakukan 2-3 minggu sebelum pencabutan stum

5.  Penaman bibit dalam Polibeg

  • Polibeg ukuran 15 cmX 35 cm dan 18x40 cm

  • Stum sehat, panjang akar tunggang minimal 30 cm

  • Pemberian nauangan  

  • Pemupukan dasar 5 gram NPK (15:15:15)

  • Penanaman stum di polibeg

  • Penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore)

  • Pembuangan tunas palsu (wiwilan)

  • Pengendalian penyakit dan pemupukan PPC

  • Bibit prima, minimal tinggi tunas 20 cm,  lingkar tunas 0,3 cm

  • Umur 3 bulan atau 2 payung kondisi daun tua siap ditanam di lapangan


POTENSI KLON

Klon PB260                            

  • Penghasil lateks

  • Pertumbuhan jagur

  • Resisten : Corynespora Colletotrichum & Oidium

  • Produksi Lateks:  1.5-2.5 ton/ha/th

  • Warna : putih kekuningan

  • Lateks diolah: sheet    



Klon IRR 39

  • Lateks - kayu

  • Pertumb sgt jagur : 48,3 cm (4 th); 172 cm (25 th).

  • Resisten : Colleto & Corynespora

  • Produksi (8 th):1.6 t/ha/th

  • Kayu 1,41 m3/ph (423 m3/ha)

  • KKK: 35,1%

  • Lateks diolah Sir 3 WP

     

     


  • READY STOCK :
    BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
    BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
    BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
    KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
    BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR. 
    HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI

PROFIL VARIETAS UNGGUL KLON KARET IRR 39 DAN 42

SUMBER : http://www.ipard.com/produk/IRR39&42.asp

 
I.       PENDAHULUAN
Areal karet di Indonesia sampai saat ini telah mencapai 3.5 juta ha, dimana 80 % merupakan perkaretan rakyat dengan produktivitasnya masih rendah.  Rendahnya produktivitas ini selain penerapan teknologi budidaya seperti pemupukan dan pemeliharaan yang kurang, yang lebih pokok adalah masalah penggunaan bahan tanamnya.  Telah terbukti bahwa penggunaan bahan tanam klon unggul dalam pengusahaan perkebunan karet merupakan komponen teknologi utama yang memberikan peningkatan produktivitas yang cukup nyata.
Dengan adanya Undang-Undang No 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa bahan tanam yang akan dikembangkan dalam pertanaman harus berupa benih bina yang dilepas secara resmi oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia. Oleh karena itu klon-klon karet anjuran yang terakhir sebelum digunakan secara luas harus dilakukan pelepasan oleh Menteri Pertanian.
Klon-klon karet seri IRR 39, dan 42 merupakan klon yang mempunyai pertumbuhan yang cepat dan mempotensi baik hasil baik dari segi lateks maupun kayunya, sehingga sudah memungkinkan untuk dikembangkan dalam pertanaman.  Untuk itu tulisan ini mencoba mengajukan pelepasan klon-klon tersebut untuk menjadi benih bina.
II.    POTENSI KEUNGGULAN
Potensi keunggulan suatu klon karet akan dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan dan dibandingkan dengan klon standar yang digunakan sebagai kontrol.  Sebagai klon pembanding biasanya digunakan klon-klon yang banyak dikembangkan pada saat pengujian berlangsung, dalam hal ini adalah GT 1.  Untuk melihat potensi keunggulan klon tentu saja dilihat dari produksi lateks, pertumbuhan lilit batang dan tebal kulit, sifat sekunder terutama ketahanan terhadap penyakit daun dan juga spesifikasi dari mutu lateks dan karet yangs sesuai untuk pengolahan produk tertentu.
·        Produksi
Klon
Produksi karet kering (kg/p/th) pada thn sadap ke
Komulatif
Rata
1
2
3
4
5
7
8
IRR 39
IRR 42
GT1
3.55
3.66
4.08
3.72
4.14
4.10
2.57
3.58
2.18
2.19
6.21
3.30
5.17
6.66
4.60
5.96
7.53
4.84
6.06
8.00
4.02
29.22 (108)
39.78 (146)
27.12 (100)
4.17
5.68
3.87


Dari hasil pengamatan produksi karet kering, tampak bahwa kedua klon tersebut mempunyai produksi di atas pembanding GT 1, bahkan untuk klon IRR 42 hampir 1.5 kali dari GT 1.
·        Pertumbuhan
Klon
Lilit batang (cm) pada umur
Laju pertumbuhan (cm/th)
2
3
4
5
Pra sadap
Pasca sadap
IRR 39
IRR 42
GT1
21.00
24.50
19.90
36.06
29.15
29.05
48.26
50.98
43.39
61.58
51.41
51.20
13.53
  8.97
10.43
4.58
2.03
1.47

Klon
Tebal kulit
Perawan A
Perawan B
Pulihan A
IRR 39
IRR 42
GT1
7.09
6.50
5.42
6.69
6.29
5.74
6.54
6.33
4.24

Data pertumbuhan yang diamati meliputi lilit batang dan tebal kulit.  Dari Tabel pengamatan lilit batang bahwa laju pertumbuhan sebelum sadap mencapai 9 – 13.5 cm/th.  Dari data ini tampak bahwa kedua klon dapat mencapai matang sadap pada umur 4 tahun.  Sedangkan pertambahan lilit batang setelah sadap mencapai 2-4.5 cm/th.
Untuk mengetahui potensi volume biomasa dan kayu gergajian, dihitung dengan mengggunakan rumus pendekatan berdasarkan lilit batang (Shorrock (1965)
Vol biomassa: Wg x BD,
Wg :bobot biomasa : 0.002604 G 2.78,
Wg : bobot tajuk (kg),  G : lilit batang pada ketinggian 100 cm dpo
BD : bobot jenis kayu karet (= 0.61)
 (bobotnya 0.61 ton pada volume 1 m3)
Estimasi volume kayu gergajian dihitung dengan rumus :
Volume (m3) : [{ (lilit batang)2 x 3.5}/4] /10 000,
           
Lilit batang diukur  pada ketinggian 100 m dpo, panjang batang asumsi 3.5 meter
No
Klon Karet
Tinggi batang
Vol Biomasa pada umur
Vol kayu gergajian pada umur
5
10
5
10
25
1
2
IRR 39
IRR 42
6.0
6.5
0.40
0.24
1.03
0.86
0.11
0.07
0.21
0.18
0.82
0.41
GT1
0.24
0.46
0.07
0.12
Data pengamatan tebal kulit menunjukkan bahwa kedua klon mempunyai pertumbuhan kulit yang bagus, sehingga kulit pulihannya sudah mampu disadap kembali setelah 5 tahun sadap.

·        Ketahanan penyakit

Dari pengamatan ketahanan terhadap penyakit terutama penyakit daun, kedua klon tersebut mempunyai ketahanan yang cukup bagus.  Untuk klon IRR 39 dilaporkan bahwa serangan penyakit gugur daun di lapangan untuk Colletotrichum dan Oidium pada klon ini rendah berturut-turut adalah 2.96 % dan 2.35 %.  Sedangkan untuk Crynespora belum ada laporan.
Dari hasil evaluasi dilapangan, klon IRR 42 dinilai resisten terhadap gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum, Corynespora dan Oidium  

·        Mutu lateks dan sifat karet
Hasil pengamatan Kadar Karet Kering (KKK) lateks klon IRR 39 adalah 35,1%.  Dari hasil analisis karakteristik mutu lateks klon  IRR 39  mempunyai nilai Po sebesar 54, PRI : 77, Vr : 97, kadar Mg : 39,4 dan nilai Lovibond sebesar 7.  Dengan karakteristik mutu lateks tersebut maka lateksnya dapat diproses menjadi SIR 3 WF.  Sedangkan hasil pengamatan Kadar Karet Kering (KKK) lateks untuk klon IRR 42 adalah 36,5%.  Dari hasil analisis karakteristik mutu lateksnya mempunyai nilai Po sebesar 54, PRI : 72, Vr : 105, kadar Mg : 50,4 dan nilai Lovibond sebesar 10. Dengan karakteristik mutu lateks tersebut maka lateksnya dapat diproses menjadi SIR-5

III. DISKRIPSI VARIETAS/SPESIFIKASI TEKNOLOGI
Dari diskripsinya kedua klon ini mempunyai percabangan dengan jumlah sedikit, ukuran yang besar dan posisinya tinggi.  Tajuk tidak berat dengan ukuran daun cukup lebar.  Khusus untuk klon IRR 39 mempunyai ciri khusus yang sudah dapat dibedakan dengan klon lainnya sejak masih muda.  Ciri khusus tersebut adalah ditemukannya jumlah helai daun yang lebih dari 3, yaitu 4-5 lembar setiap tangkai daun.
  ( biasa disebut karet daun lima-BP)

IV.  HISTORI PERAKITAN
Klon IRR 39 dan IRR 42 merupakan hasil persilangan tahun 1967 yang dilakukan di Bogor oleh Balai Penelitian Bogor.  Seleksi tanaman semaian dilakukan di Kebun Percobaan Ciomas Bogor.  Registrasi lama klon ini adalah TMS (Tjiomas) dengan seri 5000.  Dari hasil pengujian pendahuluan tersebut, genotipe yang terpilih kemudian dinamakan dengan klon seri RM.  Pengujian di Kebun Percobaan Sembawa dilakukan sejak tahun tanam 1973/1974.  Nomor registrasi genotipe dan penamaan klon untuk pelepasan disajikan pada Tabel 1.
Tabel.  Nomor registrasi, nama klon yang dilepas dan tetuanya
No
Registrasi lama
Nama klon yang dilepas
Tetua persilangan
Seri TMS
Seri RM
1
TMS 5079
RM 39
IRR 39
LCB 1320 x FX 25
2
TMS 5082
RM 42
IRR 42
LCB 1320 x F 351
V.     PROSPEK PENGEMBANGAN
Pengembangan tanaman karet pada masa mendatang tampaknya akan lebih mengarah pada usaha yang tidak saja menghasilkan lateks tetapi juga mengarah pada hasil kayu maka pengembangan kedua klon ini akan cukup baik.  Untuk mendukung permintaan bahan tanam kedua klon tersebut saat ini di KP Sembawa telah tersedia berupa kebun kayu okulasi (kebun entres) sebanyak 8600 batang atau 1 ha untuk IRR  39 dan 1000 batang  untuk IRR 42.  Khusus untuk klon IRR 42 jumlah ini terus akan ditambah secara bertahap dengan cara menggantikan klon-klon lama yang sudah tidak diminati oleh para konsumen.
Kedua klon ini dan beberapa klon lain, telah ditanam pada beberapa lokasi baik untuk perkebunan besar maupun untuk rakyat melalui Dinas perkebunan setempat yang masih bersifat uji coba.  Sebaran klon-klon tersebut adalah sebagai berikut:
1.            PT MHP (SUM-SEL, berupa kebun entres)
IRR 39 : 278 btg IRR 41 : 211 btg, dan IRR44 : 222 btg. Tahun : Oktober 2000
2.            PT BRK SUM-SEL : IRR 39 :4375 OMT, IRR 44 : 89225 OMT.  Tahun : Januari 1999
3.            PT LONSUM : IRR 39 ditanam dengan perlakuan 2 populasi (500 dan 1000 p/ha) tahun tanam : 1997
4.            PTPN VII (LAMPUNG) : Dd kebun Bergen : IRR 32, IRR 39, IRR 41, IRR 44 Tahun tanam  1999
5.            PTPN VIII (JAWA BARAT) : Di Sukabumi IRR 32 : 475 OMT, IRR 39 : 2850 OMT. TH : MEI 2000 (belum termonitor)
6.            PTPN XII (Jawa Timur) : IRR 21, IRR 24, IRR 39, IRR 44, IRR 100, IRR 111, IRR 117. Tahun Tanam : Desember 1996
7.            PTPN XIII (Kalimantan Selatan): Danau Salak, IRR 24 : 660 OMT, IRR 32 : 330 OMT, IRR 39 : 660 OMT, IRR 41 : 660 OMT, IRR 44 : 990 OMT dan IRR SERI 100 (Agustus 2000)
8.            Disbun Kal Sel : IRR 24, IRR 32, IRR 39, IRR 41, IRR 44 : 10 OMT/klon, Tahun: Juli 2000 berupa Kebun Entres
9.            Disbun Jambi : Proyek  OECF di Sebapo IRR 39 dan IRR 44, masing-masing 1 ha di lahan petani (tahun tanam 2000/2001)
10.        Disbun Kal Teng (Muara) : IRR 33, IRR 39, IRR 44 : 20.000 OMT berupa kebun  entres (Tahun tanam : 1999)
11.       Klon IRR 5, IRR 32, dan IRR 39 pada 5 penangkar di Kabupaten Banyuasin  dengan sistem Waralaba berbantuan (Tahun tanam 2002)

12.       Di Jawa Timur : Unit Usaha Tretes PTPN XII Jawa Timur sebagai percobaan untuk mencari klon yang sesuai untuk wilayah kering (Tahun tanam 2002)