Selasa, 26 Agustus 2014

Budidaya Aren Secara Intensif






Arenga Pinnata Merr alias aren alias enau alias bargot, adalah tumbuhan yang termasuk marga pinang-pinangan. Ia satu marga dengan tumbuhan nipah, pinang, nibung, sagu (rumbia) dan beberapa lainnya.

Berbeda dengan saudara semarganya, tumbuhan aren memiliki keunikan tersendiri. Tumbuhan ini mulanya tumbuh secara vegetatif (tumbuh akar, batang, ijuk, pelepah dan daun). Setelah ia merasa pertumbuhan vegetatifnya cukup, maka pertumbuhan vegetatif ini akan berhenti sama sekali. Satu helai daun pun tak akan bertambah lagi. Lalu mulailah ia tumbuh generatif. Keluarlah tandan buah betina.  Tempatnya ada di dekat puncak pohon atau di celah pelepah daun teratas. Tandan yang kedua keluar di bawah tandan pertama, dan demikian seterusnya. Jumlah tandan betina ini antara 3-7 tandan. Tandan buah inilah yang akan menghasilkan buah aren, yang biasa dibuat kolang-kaling.

Di beberapa tempat di pulau Jawa, tandan buah betina ini sudah disadap, dan bisa menghasilkan air nira dalam jumlah yang cukup banyak. Namun di Sumatera, jamaknya tandan buah betina ini tidak disadap. Alasan penyadap biasanya karena letaknya sulit dijangkau sebab berada di celah pelepah, lengan tandannya keras hingga sulit mengerjakannya, dan adanya petuah dari orang-orang tua dulu yang melarang tandan betina ini disadap. Mungkin orang tua-tua dulu membuat petuah ini untuk menjaga kelestarian pohon aren. Karena jika tandan betina disadap, maka dipastikan pohon itu tidak akan bisa menghasilkan keturunan.

Setelah habis tandan betina, maka keluarlah tandan jantan. Tandan jantan ini hanya menghasilkan bunga, yang mekar lalu jatuh dengan sendirinya. Jumlah tandan jantan ini tergantung kepada jumlah pelepah daun atau bekas pelepah daun yang ada, karena tandan aren semuanya keluar dari celahnya.

Pada saat tandan jantan sudah keluar dengan posisi mendekati tanah tempat tumbuhnya, maka tak berapa lama kemudian pohon aren akan mati dengan sendirinya.

Berapa lamakah aren akan mulai mengeluarkan tandannya?
Pohon aren terbagi menjadi tiga jenis menurut umur mulai produksinya. Aren genjah mulai bertandan saat umur 6 tahun, aren dalam mulai umur 7 tahun, dan aren tinggi mulai umur 10-12 tahun.

Pohon aren yang dirawat dengan baik tentu akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan nira yang banyak.

Tetapi patut pula dicatat, bahwa semakin cepat aren bertandan, maka akan semakin pendek pohonnya, semakin sedikit pelepahnya dan otomatis semakin sedikit tandan yang ia hasilkan. Pada akhirnya, umur pohon penghasil gula aren ini pun akan semakin pendek. Dan tentu saja nira atau gula aren yang dihasilkan juga akan lebih sedikit dibanding pohon aren yang tumbuh lebih tinggi dan tandannya keluar pada umur yang lebih tua.  

Pohon aren dengan postur yang lebih tinggi dan diameter batangnya lebih besar, biasanya juga menghasilkan air nira yang lebih banyak.

Sebagian pohon aren tidak mengeluarkan nira pada tandan jantan pertama dan/atau pada tandan keduanya. Tetapi mengeluarkan nira yang sangat banyak pada tandan jantan ketiga dan seterusnya. Ada juga yang sebaliknya. Over produksi pada tiga tandan pertama, lalu kering pada tandan keempat dan kelima. Lalu air nira keluar normal lagi pada tandan keenam dan seterusnya.

Dari hasil wawancara dengan lima orang petani/penyadap aren, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pohon aren yang baik adalah sebagai berikut.

1.Postur pohonnya bagus.
2.Diameter batangnya besar, lebih dari 35 cm.
3.Akarnya membentuk tunggul, naik ke atas, dengan ketingian lebih dari 30 cm.
4.Akarnya halus-halus.
5.Pelepah daunnya besar-besar dan kokoh. Daunnya berkilat.
6.Tandan pertama keluar paling cepat pada umur 7 tahun.
7.Ketinggian pohon 12-16 meter.
8.Buahnya besar-besar, berdiameter 4 cm atau lebih.
9.Tumbuh di tanah yang subur dengan mendapat cahaya matahari yang cukup.
10.Tandannya lembut. Tandan aren yang lembut sangat disukai penyadap, karena mudah pengerjaannya, dan dapat dihemat penyadapannya. Satu tandan yang begini bisa bertahan sampai 3-4 bulan penyadapan.
11.Sejarah penyadapannya bagus dan konstan.

Pohon aren dengan ciri yang demikian, juga adalah pohon aren yang baik untuk dijadikan indukan.

Tidak semua biji aren baik dijadikan benih. Ada aturan khusus yang harus diterapkan saat memilih biji bagian mana yang akan dipakai.

Sebatang pohon aren yang baik dan tumbuh di dataran tinggi nan berhawa sejuk, pada saat disadap bisa menghasilkan air nira sampai dengan 25 liter perpohon perhari dengan dua kali sadap, pagi dan sore. Dari 25 liter nira itu bisa dihasilkan 4 kg sampai dengan 4,3 kg gula aren. Sedangkan di dataran rendah yang berhawa panas, nira keluar sekitar 10-12 liter perbatang perhari sadap. 

Bila dijual langsung untuk bahan baku minuman nira segar dingin, air nira dijual seharga rp.4.000/liter di tingkat petani. Para pengecer menjualnya seharga rp.5.000 untuk ukuran satu botol bekas air mineral isi setengah liter.

Pohon aren tidak membutuhkan perawatan yang khusus. Ia dapat tumbuh di mana saja, dari daerah pesisir sampai ke dataran tinggi, atau di tanah kritis yang mudah longsor. Akar aren yang halus dan sangat banyak dapat menjadi penahan erosi hingga baik dijadikan sebagai tanaman stabilisator. Akar aren juga bersifat menyimpan air, dan karenanya petani di Jawa Timur menjadikannya sebagai tanaman penghasil mata air. Tanah tandus ditanami aren dengan jarak tanam 5 x 5 meter. Dalam 4 tahun, dari tanah yang biasanya kering kerontang itu, keluar mata air yang bening dan sejuk. Adapun jarak tanam normal aren adalah 5x6 meter, yang berarti ada 333 batang per hektar.

Sebagaimana tanaman lainnya jika kita  menginginkan hasil yang bagus dari tanaman ini, maka perawatan yang baik terhadap aren, juga harus dilakukan. Tidak mungkin kita dapat hasil yang baik jika usaha yang kita lakukan hanya seadanya.

Hal yang paling penting dilakukan adalah pemupukan secara regular, dan tetap menjaga tanah di bawahnya selalu lembab. Karenanya, membersihkan tanah tempat tumbuh aren adalah tidak dianjurkan. Lahan tanaman aren tidak boleh terbuka hingga cepat menjadi kering. Yang paling baik adalah menanam leguminosa atau kacangan di bawah pohon aren. Memupuknya dengan pupuk kandang, pupuk kompos atau dengan humus adalah sangat dianjurkan. Pemupukan dihentikan seluruhnya setelah aren mulai mengeluarkan tandan pertama. Jika tidak, maka aroma nira akan terkontaminasi oleh aroma pupuk, termasuk pupuk kandang. 

Mengenai cara menanam aren dari mulai kecambah sampai berproduksi, telah kami tuliskan sebelumnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar