Program bagi-bagi uang yang digagas pemerintah sekarang tidak akan
menyelesaikan masalah. Habis uang, kemiskinan tetap akan ada. Di sisi
lain kita punya hutan yang menjadi paru-paru dunia, yang harus kita
selamatkan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, kami menawarkan gagasan
pengembangan budi daya aren di Indonesia. Pohon Aren ini adalah sumber
energi yang sangat menjanjikan. Aren ini dapat menghasilkan bermacam
produk, yang ujungnya dapat dijadikan bahan bakar, etanol. Hebatnya,
Pohon ini akan lebih bagus pertumbuhannya jika ditanam diantara
pohon-pohon yang lain. Selain itu juga aren ini bisa menahan erosi,
menambah subur tanah, mengendapkan air lebih banyak, dan menghasilkan
bio etanol.
Aren merupakan tanaman yang sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk
Indonesia dengan produk utama berupa gula merah. Aren memiliki berbagai
nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka
nama lokal di Sumatra dan (Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.);
akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke,
tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Aren dapat tumbuh di daerah tropis dengan baik, namun hingga saat ini
pengembangan potensi Aren di Indonesia masih sangat minim, hal ini
ditunjukkan dengan minimnya teknologi pengolahan Aren, minimnya lahan
Aren, produk turunan yang belum berkembang dan belum banyaknya
pengelolaan Aren secara Industri di Indonesia.
Nira aren di beberapa daerah selain sebagai bahan pemanis, melalui
proses fermentasi, Nira diubah menjadi minuman beralkohol yang dikenal
dengan nama tuak. Alkohol yang dihasilkan secara ilmiah dikenal dengan
nama Etanol (Bioetanol), Nira dapat diubah menjadi bioetanol dengan
bantuan fermentasi oleh bakteri ragi (Saccharomyces cereviseae) dimana
kandungan gula (sukrosa) pada nira dikonversi menjadi glukosa kemudian
menjadi etanol.
Nira Aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan baku bioetanol
lainnya seperti singkong dan jagung (tanaman penghasil pati)
dikarenakan tahap yang dilakukan cukup satu tahap saja yaitu tahap
fermentasi, sedangkan bioetanol yang berasal dari tumbuhan berpati
memerlukan tahap hidrolisis ringan (sakarifikasi) untuk merubah polimer
pati menjadi gula sederhana.
Aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan tebu, dimana pohon aren
lebih produktif menghasilkan nira dibandingkan dengan tebu dimana
produktivitasnya bisa 4-8 kali dibandingkan tebu dan rendemen gulanya
12%, sedangkan tebu rata-rata hanya 7% .
Rata-rata produksi nira aren ialah sebesar 10 liter nira/hari/pohon
bahkan pada masa suburnya untuk beberapa jenis pohon Aren (Aren Genjah)
satu pohon perhari dapat menghasilkan nira aren sebesar 40 liter, dengan
kalkulasi sederhana jika dalam satu hektar dapat tumbuh 200 pohon Aren
dan tiap harinya disadap 100 pohon maka dalam satu hari dapat
menghasilkan nira aren sebesar 1000 liter/ha/hari dengan rule of thumb
konversi glukosa menjadi ethanol sebesar 0,51 g ethanol/g glukosa maka
dalam satu hari bioethanol perhektar yang dapat diperoleh ialah 500
liter/hari.
Dari segi penumbuhan tanaman aren tidak tidak membutuhkan pupuk untuk
tumbuh sehingga Aren dapat bebas dari pestisida dan lebih ramah
lingkungan, selain itu Aren dapat ditanam di daerah lereng atau
perbukitan serta tahan penyakit sehingga dibandingkan dengan Tebu
pengelolaan Aren jauh lebih mudah. Tanaman aren juga lebih efektif jika
ditanam secara tumpang sari. Dengan metode penanaman tersebut, petani
aren juga dapat menikmati penghasilan tambahan dari tanaman tumpang sari
lainnya. Tumpang sari juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan konservasi
terhadap berbagai jenis tumbuhan di hutan Indonesia.
Bahan Bakar Nabati yang dihasilkan aren seperti kita ketahui
merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, hal ini disebabkan emisi
yang dikeluarkan khususnya emisi karbon sangatlah rendah, sehingga
secara langsung dapat menjaga lingkungan sekitar pengguna bahan bakar
dan secara tidak langsung dapat mengurangi efek dari pemanasan global
(Perubahan iklim).
Selain itu pohon Aren merupakan pohon berdaun hijau, sehingga dengan
menanam Aren, kita ikut serta dalam menumbuhkan paru-paru dunia dan
mengurangi atau mencegah pemanasan global akibat emisi gas CO2 yang
dihasilkan oleh aktivitas di bumi melalui proses fotosintesis. Dengan
kondisi lingkungan yang semakin baik, kita dapat menyediakan masa depan
lebih baik bagi anak-anak kita.
Pengembangan aren juga dapat menimbulkan multiplier effect dalam hal
penyerapan tenaga kerja. Satu hektare perkebunan aren akan menyerap
tenaga kerja sebanyak 6 orang. Jika kita membuka 4 juta Hektare
perkebunan aren, maka kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi 24
juta orang. Belum lagi jika jumlah tersebut ditambah dengan tenaga kerja
yang dibutuhkan pada industri pengolahan hingga ke pemasaran. Dengan
terbukanya lapangan kerja, para ayah akan mampu menafkahi keluarga dan
menyekolahkan anak-anaknya.
Sumber: http://perubahanuntukrakyat.com/2009/03/11/potensi-pengembangan-pohon-aren-di-indonesia-solusi-permasalahan-kemandirian-energi-dan-lingkungan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar