Senin, 09 Februari 2015

Cara Membuat Irigasi Tetes Hemat Biaya



Cara Membuat Irigasi Tetes Hemat Biaya

Bagi para penangkar bibit, biaya terbesar dalam membuat bibit tanaman adalah biaya upah menyiram bibit itu.

Membuat sebuah sistem penyiram kabut bertekanan seperti yang dimiliki perkebunan besar adalah hampir tak mungkin bagi para penangkar kelas kecil, karena biayanya terlalu mahal.

Kita ambil misal, sebuah penangkaran bibit sawit kelas teri dengan jumlah populasi 10.000 bibit.

Jika penyiraman dilakukan secara manual, misalnya menggunakan selang yang dioperasikan manusia, maka dalam satu tahun (365 hari), biaya penyiramannya adalah sebesar 365 x 70.000 = Rp.25.550.000.-

Ini pun jika yang diupah adalah satu orang pekerja, dengan interval penyiraman dua hari sekali. Karena rata-rata seorang pekerja hanya sanggup menyiram bibit sawit besar sebanyak 5.000 pokok/hari. Jadi, hari ini ia menyiram bibit sebanyak 5.000 pokok, @0,5 liter air, dan besoknya ia menyiram 5.000 pokok lainnya. Begitu seterusnya.

Untuk menekan biaya penyiraman, dan agar bibit kita mendapatkan jaminan pasokan air yang cukup dan lestari, maka sebaiknya penangkar membuat jaringan irigasi tetes.

Menurut hitungan kami, untuk menyiram 10.000 batang bibit sawit besar, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli pipa dan perlengkapan lainnya adalah sekitar 5 juta rupiah saja. Instalasi ini setidaknya akan bertahan untuk masa tiga tahun, hingga biaya penyiraman pertahunnya dapat sangat diminimalisir.

Ongkos pasangnya berapa?
Pasang sendiri! Kalau tak mau kerja, jangan jadi petani!

Bagaimana cara memasang instalasinya?
Perhatikan gambar teknik berikut ini :



Pipa tersier dilubangi dengan jarak 33 cm menggunakan mata bor diameter 3 mm. Lubang lalu disumbat dengan filter rokok merk GG Filter atau GG Surya atau sejenis, yang kuning. Jangan gunakan filter rokok jenis mild/yang putih. Puntir ujung filter lalu masukkan ke lubang sampai setengahnya.

Maka air akan menetes dengan kecepatan rata-rata satu tetes setiap 4 detik.

Jumlah air siram dalam satu hari perpokoknya (10 jam keran air dibuka) :

(10 jam x 60 menit x 60 detik) : (4 detik : 10 tetes/ml) =  900 ml atau hampir seliter.
Jumlah ini sudah cukup.

Pemupukan juga dapat dilakukan dengan mudah, tinggal melarutkan pupuk cair ke dalam air di bak air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar