Kamis, 07 April 2016

Menguak Mitologi Ritual Penyadapan Aren




Sebenarnya, masalah ini sudah pernah saya tulis di grup fb Komunitas Aren Indonesia dengan nama akun Bang Pilot. Berhubung akun itu dibanned oleh pihak Fb, maka semua tulisan saya menjadi musnah. Tapi gpp, akan saya tulis lagi, tentunya dengan beberapa data yang lebih up to date, dan gaya bahasa yang lebih aduhai. Pokoknya, lebih maknyus, makjleb, cespleng, pancen oyeee...! 

Menurut cerita orang-orang tua kita dulu, pohon aren berasal dari seorang puteri cantik yang melarikan diri ke hutan karena tisak mau dinikahkan dengan seseorang yang tak ia cintai. Menurut versi yang lain,  puteri itu ada dua, kakak beradik.  Sang adik lari mengikuti kakaknya yang tengah dirundung nestapa.  Di hutan mereka berdua menangis tiada hentinya. Sambil menangisi diri, mereka berdoa kepada Tuhan, agar dijadikan sesuatu yang lain, yang tidak pernah dipaksa menikah tetapi dapat berguna banyak buat ummat manusia.

Tiba-tiba..., bum! Mereka berdua pun menjelma menjadi pohon aren, alias enau, alias bargat alias arenga pinnata, alias palm sugar. Konon, ijuk pohon aren yang banyak itu berasal dari rambut sang puteri , dan nira yang mengalir saat disadap itu berasal dari air mata tangisan sang puteri nan jatuh bercucuran.

Karena mitos itulah, para penyadap aren zaman dahulu selalu memperlakukan pohon aren dengan penuh hormat. Sebelum proses penyadapan dilakukan, biasanya para penyadap akan melakukan semacam ritual khusus. Mentera-mentera dijampikan, nyanyian dan bujuk rayu disenandungkan, doa-doa yang  indah jua disampaikan.

Coba perhatikan mentera menyadap aren yang biasa dibaca orang Kelantan (sudah diterjemahkan oleh Bang Pilot) saat akan mulai membuka tangan aren berikut ini :

Assalamualaikum puteri Satikong besar
Yang berdaun berilir mayang
Yang berambut panjang mengurai
Yang berbuah cantik menjuntai.

Aku datang membawa sadap gading
Sadap gading merancung kamu
Air suci membasuh wajahmu
Mengalir deras ditampung pasu
Pasu kuning pasu kencana
Memberi berkah berkat Lailaha ilalalloh Muhammadarrosululloh.

Selain ritual membaca mentera tadi, ada pula beberapa lelakon lain yang harus dijalani oleh seorang penyadap aren. Misalnya harus selalu memakai pakaian yang sama/berwarna sama setiap menyadap, bersenandung ketika di atas pohon, tidak boleh bersenda gurau dengan perempuan lain apalagi berselingkuh, dan berperilaku hidup sederhana.  Penyadap aren juga harus memberi jika ada orang yang datang meminta nira hasil sadapan.

Jika pantangan-pantangan itu dilanggar, maka pohon aren akan berhenti mengeluarkan niranya. Pohon aren juga dikatakan punya rasa cemburu, dan sang penyadap dianggap sudah ditabalkan sebagai suami sang puteri aren.

***
Seiring perjalanan waktu, kepercayaan dan ritual penyadapan aren sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Para penyadap sekarang bahkan tak pernah lagi terdengar suara senandungnya dari atas pohon aren. Menyadap aren sudah menjadi rutinitas biasa, tanpa roh maya, tanpa pantangan, tanpa ritual lagi.

Sebenarnya, mitologi ritual penyadapan aren itu cukup banyak mengandung makna. Penghormatan terhadap alam, pengenalan jati diri, hiburan di kala bekerja, kesetiaan dalam berkeluarga  dan anjuran pola hidup sederhana, suka berbagi dan  tidak tamak pada unsur keduniawian.

Sungguhlah orang tua kita dulu adalah manusia-manusia yang berbudaya dengan  penuh kearifan. Setiap kegiatan diberi perlambang agar mudah meraih makna. Setiap gerak diberi keindahan agar konsenterasi tetap menyatu. Dan setiap tutur kata dijaga agar selamat sentausa selamanya.  

Begitulah wacana manunggaling sabdo alam di atas, yang ternyata  juga memberi keuntungan tersendiri buat para penyadap. Mereka jadi nyaris tak memiliki pesaing, karena kebanyakan lelaki enggan ditabalkan sebagai suami sepohon aren.  

Emang ente mau jadi suami pohon aren? 
Kalo ane sih, mending ngapelin janda cakep sebelah rumah. 

Udah, yang penting nyadap saja, pasang niat yang baik, dan berdoa hanya kepada Allah yang maha menjadikan segenap kebaikan.  

#
Selamat bertemu. Kami menjual aneka bibit atau benih tanaman. Bibitnya masih tersedia. Silahkan pesan atau datang langsung. 

Daftar Harga Bibit Tanaman UKM.TANI MUDA

HP/WA 0813 7000 8997

Dusun 2 Desa Petatal, Lima Puluh, Sumut.

Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129.

Depan RM.MINANG JAYA, stasiun bus ALS.

 

 

(K = ribu rupiah).

 Aren genjah dan aren dalam, harga sama. Yang membedakan harga, hanya umur.

  • Aren umur 3 bln daun 1 helai harga 3K
  • Aren umur 6 bln daun 2 sd 3 helai harga 5K
  • Aren umur 10 bln daun 4 sd 5 helai tinggi 50 cm harga 8K
  • Aren umur 16 bln tinggi 100 cm up harga 15K.
  • Alpukat aligator 25K
  • Alpukat kendil 25K
  • Alpukat miki 50K
  • Alpukat lebak 25K
  • Pinang betara 4K
  • Pinang Kampung 2,5K
  • Cokelat okulasi 9K
  • Coklat biji 4K
  • Sawo 25K
  • Kemiri 8K
  • Jeruk manis 15K
  • Cengkeh 8K
  • Pala 25 cm 8K
  • Pala 50 cm 12K
  • Durian Musangking 25K
  • Durian Duri Hitam 25K
  • Durian udang merah 25K
  • Durian montong 20K
  • Durian kani 20K
  • Durian bintan 20K
  • Durian bawor 20K
  • Sirsak 8K
  • Nangkadak 25K
  • Jambu air Tong samsi 20K
  • Jambu madu  hijau 20K
  • Jambu kristal merah 25K
  • Jambu kristal putih 20K
  • Duku Palembang 25K
  • Jeruk nipis 8K
  • Nangka sayur 7K
  • Lengkeng mata lada 25K
  • Lengkeng ping pong 20K
  • Rambutan 30K
  • Mangga Harum manis 25K
  • Mangga golek 25K
  • Mangga irwin 50K
  • Mangga red brazil 45K
  • Kuini 25K
  • Jeruk purut 8K
  • Petai Okulasi 35K
  • Gaharu polybag 18. 15K
  • Gaharu polybag 12. 10K
  • Sawit umur 18 bulan 11K
  • Kecambah aren genjah atau aren dalam 1,5K
  • Kecambah sawit dura, tenera atau dampi 1K. 

 


Pembeli sebaiknya datang langsung. Kalau mau   dikirim, juga bisa. Harga blm termasuk ongkir. Ongkir ditanggung pembeli. Trims.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar