Mahkluk halus satu ini memang tak bisa terlihat dengan mata
telanjang. Namun kelakuan bejadnya sungguh bisa membuat para petani pusing
tujuh putaran. Betapa tidak, jamur jenis ini punya seabrek kemampuan bertahan
hidup dan kemampuan merusak yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Sebagai contoh, spora jamur fusarium sp. bisa bertahan
selama dua tahun tanpa air. Bisa juga terbang bersama angin melintasi selat
bahkan samudera, hingga ia dengan mudah menyebar dari Alaska
hingga tengah-tengah gurun Gobi.
Selain itu, bila tanaman sudah terserang fungi ini,
kebanyakan fungisida akan tak berdaya. Jangan dikata fungisida alami, fungisida
berbahan aktif racun keras saja pun sering dibuat tak berdaya. Deretan merk
seram fungisida semisal Dithane45, Bayleton, sampai Benlate yang dipuji-puji
para ahli pertanian pun tak jarang keok jika berhadapan dengan jamur sakti ini.
Hebatnya, fusarium sp. dapat melakukan infiltrasi ke dalam
kehidupan tanaman bukan hanya melalui akar, tapi juga bisa masuk menyerang dari
batang dan daun. Masa inkubasinya yang lumayan lama, menyebabkan gejala baru
kelihatan saat penyakit sudah pada stadium akut. Dan kalau sudah begini, saya cuma bisa
geleng-geleng kepala.
Hebatnya lagi, fusarium sp. ini biasa menyerang tanaman
mulai dari persemaian benih hingga tanaman keras yang sudah berumur puluhan
tahun. Dan, hampir semua jenis tanaman bisa terjangkit penyakit olehnya. Sebut
saja kelapa sawit, karet, aren, gaharu, asam gelugur, singkong, kentang, cabai,
manggis, jeruk-jerukan, ubi jalar dll...dll.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Jawabnya : pencegahan.
Bagaimana cara mencegahnya?
Antara lain dengan aplikasi dolomite.
Pupuk tinggi magnesium berbahan baku batu kapur ini memang tak disukai oleh
jamur apapun. Aplikasikanlah dolomite pada lahan yang diduga ada menyimpan
potensi jamur ini paling tidak 15 hari sebelum penanaman. Dolomite bisa ditabur
sebelum atau sesudah pengolahan tanah. Dolomite juga bisa dicampurkan kedalam
air siraman.
Selain membantu mencegah serangan jamur, dolomite juga
berfungsi untuk menetralkan PH tanah yang terlalu asam. Semakin asam tanah,
maka dibutuhkan dolomite yang makin banyak. Secara umum, dibutuhkan 2-3 ton
dolomite untuk menaikkan PH tanah seluas 1 hektare sebanyak 1 angka. Misalnya,
tanah satu hektar ber PH 4,5 akan naik menjadi PH 5,5 setelah diaplikasikan dolomit sebanyak 3 ton.
Dolomite juga membantu memperbaiki unsur hara tanah, serta
memulihkan tanah yang sudah teracuni aluminium, nitrogen, amonium atau kalsium
akibat seringnya penggunaan pupuk kimia.
Tips : sebaiknya pakai super dolomite yang butirannya paling
halus dengan tingkat kelarutan dalam air 95% atau lebih. Dolomite yang begini
harganya di tingkat pengecer di kawasan kabupaten Batu Bara, Sumut :
Rp.45.000/sak @50kg.
Penambahan bubuk belerang (sulphur) akan baik sekali untuk memerangi
jamur yang merugikan. Sebenarnya, sulphur juga terdapat di dalam pupuk ZA, sekitar 21%. Karena itu, pertimbangkanlah untuk mengganti aplikasi pupuk urea dengan pupuk ZA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar