Selasa, 16 Juli 2013

Aren, Enau, Tanaman Pencetak Miliarder

                                          Kecambah bibit aren.

Bagaimana mungkin?
Berdasarkan wawancara eksklusif kami dengan tiga orang penyadap aren, Pak Bahtiar, Pak Ramli dan Pak Salim Sinaga beberapa waktu yang lalu, didapat kesimpulan sebagai berikut : lima pohon aren yang disadap pagi dan sore menghasilkan 35 liter air nira, jika dimasak maka akan menghasilkan gula aren seberat 6 kg. (saat ini musim kemarau sehingga air nira sedikit tetapi rendemennya tinggi). Gula aren asli ini dipasaran dijual dengan harga Rp.20.000/kg. (gula aren palsu/campuran harganya 15.000 rupiah/kg).

Jadi penghasilan kotor penyadap aren ini adalah Rp.120.000/hari. Satu bulan berarti berjumlah 3,6 juta rupiah. Dipotong biaya membeli kayu bakar/ elpiji dan biaya transportasi jarak dekat sebesar 500.000 rupiah, maka penghasilan bersih dari menyadap lima pohon aren adalah sebesar 3,1 juta rupiah. Padahal lima pohon aren ini hanya mengambil luas lahan 7mx7mx5 = 245m2 alias setengah rante lebih sedikit.
Jika tersedia tanah seluas 1000m2, maka dapat ditanam pohon aren 1.000:50 (dibulatkan) =20 pohon. Dianggap yang bisa disadap dalam satu waktu hanya 50%nya saja, maka =10 pohon.

10 pohon aren dalam satu hari (disadap pagi dan sore) menghasilkan gula aren sebanyak 10kg. Maka 10×20.000=200.000 rupiah/hari, = Rp.6 juta/bulan = GAJI SEORANG CAMAT !
                                          Bibit aren umur satu bulan.

Selain itu, aren masih menghasilkan produk lain berupa ijuk dan kolang-kaling alias bargat.

Patut dicatat juga, dengan jarak tanam 7m x 7m atau 5m ×10m seperti di atas, maka masih bisa didapat penghasilan tambahan dari tanaman tumpang sari. Tidak seperti sawit, aren adalah jenis tanaman yang familiar dengan tanaman tumpang sari dibawahnya. Berbagai jenis palawija hingga kopi masih dapat tumbuh dengan baik di sela tanaman aren, bahkan hingga aren berproduksi. Sebenarnya, aren akan makin baik produksi niranya, bila tanah tempatnya tumbuh digemburkan secara berkala, yaitu saat anda akan menanam palawija.
Adapun jenis palawija yang direkomendasikan adalah ubi kayu jenis ubi racun alias ubi begog.

Namun jika mau intensif memanfaatkan tanah pertanian di sela pohon aren, maka anda bisa membuat pembibitan tanaman lain, kelapa sawit misalnya. Mau lebih mantap lagi? Tanam nilam.

Seterusnya, berapa banyak aren ini harus ditanam hingga penanamnya bisa menjadi miliarder seperti yang disebutkan di awal pembuka kata? Jawabnya adalah anda tanam satu hektar aren, maka anda akan menjadi miliarder setelah empat tahun panen. Dan masa itu dipersingkat dua tahun jika menanam dua hektar aren. Itu sudah dihitung upah penyadap dan biaya pembuatan gula aren atau gula semut. Tapi jika dijual sebagai nira segar, maka biaya pengolahan akan menjadi nihil.




                                                 Bibit aren umur enam bulan, siap kirim.

Hitung-hitungan di atas bukan khayalan atau dimark up gaya pejabat korup, tetapi aktual berdasarkan pengalaman para penyadap di daerah kami.

Coba perhatikan hal krusial ini : di daerah kami, Kab. Batu Bara, Sumut, 10 m dpl, satu pohon aren hanya menghasilkan 6 liter nira perpohon perhari. 4 liter dari sadapan sore, 2 liter dari sadapan pagi. Tapi memang rendemennya sangat tinggi, 25%. (memang ada kiat khusus dari penyadap, yang ‘belum’ bisa kami paparkan di sini). Di daerah lain, umumnya satu pohon aren menghasilkan 15-20 liter nira perhari dengan rendemen 15%.

Jika mengikut hasil dari daerah lain itu, maka akan didapat hasil gula yang lebih banyak, namun pengeluaran untuk membeli gas dan upah memasak juga akan membengkak. Jadi, hasil akhirnya akan lebih kurang sama : jadi miliarder dalam waktu 2 tahun panen.

Terakhir, kita sampai pada pertanyaan terpenting : Apa sebab tiga orang penyadap aren tadi, sudah puluhan tahun menyadap aren, koq tidak juga jadi jutawan apalagi miliarder?
Jawabannya : karena mereka hanya memiliki 4 sampai delapan batang pohon aren, yang berarti hanya menyadap 2-4 pohon setiap satuan waktu.
Apa mereka punya tanah pertanian? Ya, punya.
Koq tidak ditanami aren? Koq tanah pertanian yang cuma dua rante itu ditanami sawit?
Entah, mungkin mereka serius tidak mau kaya raya.
Anda bagaimana?
Mengenai bagaimana membudidayakan tanaman aren, Insya Allah akan kami tulis di Kompasiana ini secara terpisah.
(Artikel ini diturunkan untuk menghormati Bapak Ir.H.Dian Kusumanto).



READY STOCK :
BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR. 
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar