Herba pestisida, atau bio pestisida sebenarnya
sudah dikenal nenek moyang kita dalam bidang pertanian sejak dahulu
kala. Hanya saja keberadaannya kemudian tergusur oleh penetrasi berbagai
pestisida kimiawi yang membanjiri pasaran. Pestisida kimia yang mudah
didapat dan praktis serta sangat manjur, dianggap sebagai dewa
penyelamat usaha pertanian. Namun seiring berlalunya zaman, terbukti
kemudian bahwa pesisida dengan zat aktif kimiawi yang sangat beracun,
bersifat terlalu merusak keseimbangan alam. Segala jenis racun yang
dilepaskan ke alam itu pada akhirnya akan berefek negatif bagi manusia
dan mahkluk hidup lainnya.
Belum lagi bila dikaji sifat resistensi hama
terhadap zat kimia aktif yang ada dalam pestisida kimiawi itu. Hama
makin lama makin tahan terhadap suatu jenis formula racun yang
diaplikasikan, sehingga pada aplikasi berikutnya, dosis harus dinaikkan.
Karena itu, kembali mengunakan herba pestisida
dan/atau bio pestisida adalah sebuah pilihan bijak yang harus
dikembangkan ulang di masyarakat pertanian kita secara luas.
Keunggulan herba pestisida ini, selain jauh
lebih aman terhadap manusia, juga ia dapat diproduksi sendiri di
rumah-rumah petani, dengan bahan-bahan dan peralatan yang sangat
sederhana. Petani bisa menanam sendiri tumbuhan yang menjadi bahan baku
utama pembuatan herba pestisida ini di halaman rumah, atau ditanam di
kebun secara sampingan. Lahan pertanian untuk herba pestisida ini
tidaklah memakan lahan yang luas, hanya sekira 3% dari luas tanah pertanian seluruhnya.
Berikut ini kami tuliskan sedikit tentang resep membuat sendiri bio pestisida.
A. 1 kg brotowali, atau daun sambiloto.
1 kg kunir atau kunyit.
10 sendok makan kapur. Bisa pakai kapur sirih.
Semua bahan ditumbuk halus, lalu dicampur lima
liter air, dan diperas dengan kain bersih. Air perasan ini dicampur
dengan 45 liter air, dan siap untuk mengatasi penyakit keriting pada
tanaman cabai, dengan cara disemprotkan.
B. 1. 250 gr daun sirsak segar.
2. 500 ml air.
Tumbuk halus daun sirsak, lalu remas-remas
dengan air. Setelah itu peras dengan kain. Campurkan lagi dengan 14
liter air, dan ramuan ini siap untuk mengendalikan hama wereng dan ulat
grayak.
C. 1. 10 buah kecubung.
2. 500 gram tembakau.
3. 1 kg daun sambiloto atau brotowali..
4. 2 ons belerang.
Semua bahan ditumbuk halus, lalu dicampur
dengan air sepuluh liter. Aduk rata kemudian saring . Setiap satu liter
ramuan ini dapat dicampur dengan 10 liter air dan siap semprotkan untuk
mengatasi semua jenis hama tanaman yang berbentuk hewan.
MEMPERBANYAK HERBISIDA SENDIRI JAUH LEBIH MURAH, KEAMPUHANNYA SAMA ASLINYA
Karena : Roundup bahan aktifnya glifosat (racun sistemik)
dan Gramoxone bahan aktifnya Parakuat (racun kontak), keduanya bisa, maka
seharusnya, racun merk lain juga bisa.
Mungkin : cara kerjanya adalah menjadi booster (penguat) untuk bahan aktif yang ada.
Berbagai merk herbisida memang mengandung zat booster, namun formulanya dirahasiakan oleh perusahaan.
Mungkin : cara kerjanya adalah menjadi booster (penguat) untuk bahan aktif yang ada.
Berbagai merk herbisida memang mengandung zat booster, namun formulanya dirahasiakan oleh perusahaan.
Demikian kami tuliskan tentang herba pestisida,
jika ada yang ingin ditanyakan, atau anda membutuhkan bibit sawit,
silahkan sms ke no hp. yang ada di kotak biografi penulis.
Mari berbagi, mari belajar.
Salam tani.READY STOCK :
BIBIT AREN UMUR 16 BULAN, HARGA RP.10.000/BATANG, TINGGI 100 CM.
BIBIT AREN UMUR 10 BULAN TINGGI 60 CM HARGA RP.6.000/BATANG
BIBIT AREN RP. 4.000/POKOK, TINGGI 40 CM (UMUR 6 BULAN) .
KECAMBAH BIBIT AREN UMUR 2 BULAN ( UNTUK PENGIRIMAN JARAK JAUH ), HANYA RP. 1.500/POKOK.
BIJI AREN UNTUK BIBIT RP.600/BUTIR.
HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar